free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Adakan Webinar Nasional, UIN Malang Rekatkan Dua Ormas Terbesar NU dan Muhammadiyah

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : A Yahya

10 - Jun - 2020, 02:37

Placeholder
webinar nasional UIN Malang dengan tema "Merawat Ukhuwah di Tengah Wabah". (Foto: istimewa)

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang) akan mengadakan webinar nasional dengan tema "Merawat Ukhuwah di Tengah Wabah". Webinar tersebut diadakan melalui aplikasi zoom pada Kamis, 11 Juni 2020 pukul 13.00.

Merekatkan dua ormas terbesar di Indonesia, UIN Malang mengundang Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi.

Baca Juga : Geger Tagihan Listrik Bengkak, PLN Malah Sebut Pembayaran Bisa Dicicil, Begini Simulasinya

Kepada media ini, Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg menyampaikan bahwa pihaknya sebagai akademisi melihat ada potensi yang luar biasa untuk membangun bangsa dalam menghadapi apa saja jika dua ormas ini, yaitu NU dan Muhammadiyah membangun ukhuwah.

"Tentu yang real, yang konkrit, ukhuwah itu yang dimulai dari persamaan persepsi. Misalnya persamaan persepsi itu NU Muhammadiyah itu media, alat. Sedangkan misinya itu adalah menyampaikan risalah Islam," ucapnya saat dihubungi melalui telepon WhatsApp.

Jadi, NU dan Muhammadiyah harus membangun persepsi dulu bahwa jangan sampai NU dan Muhammadiyah itu dijadikan tujuan, namun media dan alat untuk mendakwahkan Islam.

Kalau hal ini sudah dibangun maka sesungguhnya bisa saja kerjasama konkrit antar dua ormas ini akan berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia. Jadi, tidak perlu kontestasi yang berlebihan.

Dikatakan Prof Haris, sesungguhnya, perbedaan-perbedaan dalam bentuk pemahaman keagamaan antara dua ormas ini pun harus disikapi sebagai perbedaan yang biasa, agar tidak menimbulkan kontestasi yang berlebihan atau bahkan konflik.

"Karena kalau persaingan yang berlebihan alam justru mengaburkan, sesungguhnya NU Muhammadiyah itu mau menyampaikan misi apa?" ungkapnya.

Dirinya yakin, apabila NU dan Muhammadiyah ini sudah membangun ukhuwah yang sungguh-sungguh yang didasari oleh rasa keberagamaan, maka NU dan Muhammadiyah ini akan memiliki peran besar dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju, bangsa yang dihormati, bangsa yang mandiri, dan lain sebagainya.

"Jadi sesungguhnya saya ingin bahwa misalnya NU dan Muhammadiyah ini justru yang menyangga, artinya yang mengangkat, yang justru menjadi garda depan untuk memajukan Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah mengatasi problem yang kita hadapi sekarang ini, yaitu corona," tuturnya.

Baca Juga : Karena Covid, Angka Kejahatan di Jatim Turun Drastis

Mewakili UIN, harapan akademisi adalah NU dan Muhammadiyah membangun persepsi dulu. Kemudian ditindaklanjuti dengan kerjasama konkret di semua lapisan.

"Kalau ada perbedaan praktik keagamaan itu dianggap harus dianggap sesuatu yang wajar," imbuhnya.

Misalnya, ada yang pakai doa qunut ada, ada yang tidak. Lalu ada yang tarawihnya 8 rakaat, ada yang 20 rakaat. Ini justru, katanya, jangan dijadikan alat untuk pembeda di antara NU dan Muhammadiyah, bahkan dengan ormas yang lain.

"Jadi saya kira ini pekerjaan yang strategis yang dilakukan oleh seorang akademisi, oleh perguruan tinggi. Jadi NU dan Muhammadiyah justru tidak menjadi beban negara. Justru akan menyumbang, akan memberikan kontribusi terhadap penguatan negara ini, akan membantu sepenuhnya, membantu pemerintah, membantu negara, supaya halangan apapun, tantangan apapun dihadapi bersama-sama," tandasnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

A Yahya