Elavano Kenzie Mahardika adalah bayi yang mengidap penyakit hidrosefalus merupakan anak pertama dari pasangan Agus Supriyanto dan Yuli Fatmawati.
Agus bersama keluarga setiap hari Mereka tinggal di kamar kos di Jalan Kemuning Gang 5, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Baca Juga : Kunjungi Ponpes Lirboyo, Gubernur Khofifah: Ponpes Ini Harus Jadi Ponpes Tangguh
Bayi laki-laki berusia tujuh bulan yang menderita hidrosefalus asal Kota Madiun itu, sangat membutuhkan bantuan uluran tangan pemerintah.
Agus, orang tua Elavano bahkan mengaku belum mendapatkan bantuan sosial meski terdampak wabah Covid-19.
Agus mengaku hanya mendapatkan bantuan sembako dari Kapolres Madiun, beberapa waktu lalu.
Ditambah lagi, saat ini Agus sudah tidak bekerja lantaran tempat kerjanya tutup kena dampak kebijakan pemerintah adanya Covid-19 ini.
"Jadi tempat bekerja saya itu mengalami permasalahan finansial setelah adanya Covid-19. akhirnya saya keluar,” kata Agus saat ditemui MadiunTIMES di indekosnya, Sabtu (6/6/2020).
Bayi malang di Madiun ini mengalami hidrosefalus sejak lahir pada Desember 2019.
Kondisi kepalanya semakin membesar seiring bertambahnya usia.
Saat umur tujuh hari, Elavano sempat menjalani operasi hidrosefalus di RSUD dr. Soedono, Madiun.
Tetapi operasi itu tidak banyak membuahkan hasil, kenyataannya kepala Elavano tetap membesar.
Agus juga menjelaskan, bahwa anaknya pernah berhenti berobat atau kontrol satu bulan lebih karena kartu BPJS miliknya nunggak dua bulan belum dibayar.
Dia mengaku tidak memiliki dana untuk membayar iuran bulanan, terlebih BPJS Kesehatan yang dimilikinya adalah kategori mandiri.
Karena mengalami permasalahan ekonomi dan tempat bekerjanya tutup, Agus belum bisa membayar premi setiap bulannya tersebut.
Baca Juga : Basnaz Pacitan Pastikan ASN Keluarkan Zakat Profesi
"Namun alhamdulillah sekarang ada donatur yang membayar BPJS-nya selama satu tahun. Jadi kemarin sudah bisa kembali melakukan kontrol ke rumah sakit RSUD Soedono Madiun," jelas Agus.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Agus bergantung dari istrinya yang bekerja sebagai penjahit harian di rumah.
Penghasilan pun tidak menentu, padahal kebutuhan sang buah hati terutama susu formula dan diaper harus dipenuhi setiap hari.
“Elavano ini sejak lahir tidak mau minum ASI. Selain itu juga ASI ibunya juga tidak keluar. Ya selama ini minum susu formula. Susu formula 400 gram biasanya habis untuk tiga hari,” ujarnya.
Meski tidak mendapatkan bantuan, Agus mengaku tidak banyak berharap.
Saat ini yang dibutuhkan adalah jaminan kesehatan bagi putra tercintanya itu.
Seakan deritanya belum menuai ujung, saat ini Agus dan keluarga kecilnya harus segera pindah dari kos yang dihuni.
"Di sini tidak boleh ditempati keluarga, jadi ini juga masih nyari kos lain," terangnya.