free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Petani di Kabupaten Madiun Kewalahan Hadapi Serangan Hama Tikus

Penulis : M. Nasir - Editor : A Yahya

18 - May - 2020, 04:39

Placeholder
Warga beristirahat setelah melaksanakan pembasmian hama tikus mandiri.

Petani di Kabupaten Madiun kian merana. Mereka tidak saja terdampak wabah covid 19 tapi, juga serangan hama tikus. Bahkan, hama tikus ini sudah menyerang petani sejak dua panen lalu. 

 

Kondisi itu, banyak dialami warga di sejumlah desa di Madiun. Di antaranya dirasakan warga desa Sirapan, desa Tanjungrejo dan desa Tulungrejo. 

Baca Juga : Gandeng PT IMS, PC NU Kota Madiun Kembali Gelar Program Ramadan Gembira

 

Masyarakat Desa Tulungrejo, Kecamatan nglames  Kabupaten Madiun, mengeluhkan serangan hama tikus terhadap tanaman padi mereka yang waktunya " njebul" (berbuah). Dalam semalam terkadang ludes garapan mereka.

Oleh karena itu pemerintah desa tulungrejo berupaya membantu kesulitan warga desanya dengan membuat program  gropyokan.

Budi utomo, kepala desa Tulungrejo mengatakan pada awal sebelum masa tanam pemerintah desa membuat program gropyokan nangkap tikus atau membasmi tikus. "Satu tikus dihargai 1000 oleh pemdes dengan harapan hama tikus hilang dari bumi tulungrejo," katanya.

Dia menambahkan masyarakat terus berusaha mengatasi secara mandiri. Pemerintah desa telah menyiapkan dana manakala sewaktu-waktu dibutuhkan warga dalam program penanggulangan yang lebih besar.

"Saat ini dana DD kita fokuskan untuk penanggulangan pandemi covid-19 namun juga kita siapkan untuk penanggulangan hama tikus jika sewaktu-waktu dibutuhkan penanganan mendesak," pungkasnya.

Sementara itu Sadirin warga RT.08 rw.02 yang petani mengatakan program tersebut cukup efektif. "Pada saat program gropyokan itu bahkan ada satu kelompok yang memperoleh 200 ekor tikus dalam waktu sekejap," kata dia.

Namun setelah kegiatan itu, masih saja banyak tikus yang tetap menyerang tanaman padinya. Hal itu dikarenakan seekor tikus betina mampu beranak 10 sampai 12 ekor. Kondisi itu sulit dibasmi.

"Kita bersama warga masyarakat terus memburu tikus-tikus itu hingga ke sarang mereka. Para petani memiliki beberapa cara untuk mengurangi penyebaran wabah tikus ini dengan memberikan obat tikus, obosan (memberikan semburan lirang ke lubang lubang yang diperkirakan sebagai sarang tikus," ujarnya.

Baca Juga : Polres Madiun Kota Bagikan 1000 Paket Sembako

 

Setelah tikus-tikus itu sekarat dan keluar dari lubang, petani tinggal memukul dengan kayu atau bambu. Sebagian lagi petani yang masih usia muda, mengadakan ronda malam untuk memburu tikus menggunakan senapan angin.

Salah seorang warga yang ikut bekerja di sawah Ponirin, Sucipto juga mengatakan bahwa serangan tikus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pihaknya mengakui kewalahan memburu tikus.

"Serangan sudah dalam beberapa hari terakhir, mereka memakan tanaman kami," kata sucipto

Ia mengatakan tikus tidak hanya menyerang tanaman padi saja bahkan kacang kedelai milik warga juga ikut diserang. Jika ditotal sudah menghabiskan hasil panen sekitar 40 persen.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Nasir

Editor

A Yahya