Sekitar Rp 4 miliar dana digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang untuk pengadaan seragam sekolah gratis berupa baju olah raga. Hasilnya, seragam yang dianggarkan dari APBD tahun anggaran 2019 itu diterima sekolah dalam kondisi tidak memuaskan.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya sekolah dari tingkatan SMP/MTs Negeri maupun Swasta, berbondong-bondong mengembalikan seragam olah raga ke gedung Tennis Indoor Jombang, lokasi penyimpanan seragam gratis.
Pantauan di lokasi pada Rabu (6/11) sekitar pukul 11.30 WIB, sudah ada 55 sekolah yang mengembalikan seragam olah raga. Seragam olah raga yang dikembalikan itu mencapai ribuan potong.
Seperti yang dilakukan oleh SMP Budi Utomo Perak. Sebanyak 236 potong seragam olah raga yang dikembalikan lantaran ukuran baju kekecilan atau tidak muat dipakai oleh para siswanya.
Guru SMP Budi Utomo Perak, Abdulloh mengaku, seragam yang diterimanya tidak pantas digunakan oleh siswanya karena sekolahnya merupakan di lingkungan pondok pesantren.
"Ini terlalu kecil. Apalagi kita kan pondok, kalau memakai terlalu kecil kan kelihatan kurang etis. Jadi ya kita kembalikan," terangnya saat diwawancarai di gedung Tennis Indoor Jombang, Jl Kusuma Bangsa, Kecamatan/Kabupaten Jombang, pada Rabu (6/11) siang.
Kondisi serupa juga dialami oleh SMPN 6 Jombang. Di sekolah tersebut, seragam olah raga yang dicobakan ke para siswa terlihat kekecilan. Siswa dengan ukuran baju XL, saat mengenakan baju sesuai ukurannya terlihat cingkrang di bagian celana olah raga.
Kepala SMPN 6 Jombang Suprayitno menuturkan, seragam olah raga sudah dicoba ke beberapa siswanya. Faktanya, kebanyakan seragam yang dicobakan ke siswanya tidak muat dipakai.
"Ukurannya banyak yang kekecilan. Saya mencoba satu seragam ukuran XL yang kita minta panjangnya 96 sentimeter, tapi yang datang ukurannya 86 sentimeter. Selisih 10 sentimeter lebih kecil," bebernya.
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Disdikbud Jombang Rhendra Kusuma menuturkan, seragam kekecilan yang dikembalikan oleh sekolah merupakan cacat mutu dari penyedia.
Untuk perbaikan seragam cacat mutu itu, dirinya belum bisa memastikan kapan seragam akan diperbaiki dan kembali dibagikan ke pihak sekolah. Saat ini, pihaknya masih menampung seragam yang dikembalikan oleh sekolah-sekolah, dan melakukan pendataan.
"Kita kan belum ketemu sama penyedia dan konveksinya, nanti akan kita diskusikan teknisnya seperti apa. Kalau kita mintanya ya secepatnya diselesaikan," tandasnya.
Data yang berhasil dihimpun wartawan, anggaran untuk pengadaan seragam olah raga SMP/MTs Negeri maupun Swasta sebesar Rp 2.039.407.700. Sedangkan, anggaran untuk seragam olah raga SD/MI Negeri maupun Swasta sebesar Rp 1.588.862.880.
Diungkapkan Rhendra, seragan olah raga yang sudah dibagikan baru untuk SMP dan MTs. Anggaran untuk itu mencapai Rp 2 miliar lebih. "Kalau keselurahan sekitar Rp 4 miliar," bebernya.
Meskipun hasil pengadaan seragam olah raga kacau, pihak Disdikbud Jombang memastikan tidak akan melakukan blacklist ke perusahaan penyedia barang. "Hanya catatan saja. Kalau misalkan dia (penyedia barang, red) ikut lelang lagi tahun depan, ya kita ada catatan kalau pengalamannya tahun kemarin seperti ini," pungkasnya.(*)