Akhir-akhir ini kita sering merasa suhu di luar runagan panas menyengat, dan keringat mengucur deras. Di dalam ruangan pun tak kalah panasnya, meskipun lebih dingin jika dibandingkan di luar ruangan tetap saja masih terasa panas.
Bukan anda saja yang merasa demikian. Rata-rata masyarakat yang tinggal di pulau Jawa merasakan hal serupa. Pasalnya saat ini sedang terjadi fenomena alam kulminasi matahari.
Kulminasi adalah kondisi dimana matahari tepat berada di atas kepala kita, bahkan seakan-akan kita serasa tidak mempunyai bayangan. Kulminasi disebut juga hari tanpa bayangan.
Untuk wilayah Tulungagung, Kulminasi terjadi pada tanggal 14 Oktober pada pukul 11.18.32 mendatang.
“Kulminasi adalah titik tertinggi (panas) matahari,” ujar Kepala BMKG Malang, Musripan saat dihubungi lewat telepon, Kamis (10/10/19).
Kuliminasi di Jawa terjadi 2 kali dalam setahun. Biasanya pada bulan Oktober dan bulan April.
Untuk Jawa Timur sendiri, kulminasi terjadi pada tanggal 12 – 14 Oktober.
Dampak dari kulminasi menurut Musripan adalah meningkatnya suhu di luar ruangan. Warga disarankan memakai pelindung seperti topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan.
Sementara itu Kepala Badan Penanggualangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Soeroto melalui Kasi Kesiapsiagaan Bencana, Anindito mengungkapkan dampak yang kemungkinan muncul akibat kulminasi ini.
Menurutnya naiknya suhu berimbas dengan semakin keringnya sampah dan dedaunan di hutan. Semakin kering, daun di hutan akan semakin mudah terbakar.
“Risiko kebakaran pasti akan semakin besar,” ujar Anindito.
Sementara itu salah satu warga asal kelurahan Kuthoanyar, Sumantri merasa suhu sangat panas. Bahkan untuk keluar, dirinya selalu memakai jaket dan membawa minuman dalam botol, agar tidak dehidrasi.
“Panasnya banget, ini saja samapai bawa air kalau kemana-mana,” ujar Sumantri.
Senada dengan Sumantri, Amir juga melakukan hal yang sama untuk menghindari dehidrasi.