Dokter Oei Hong Djien SpPA atau dikenal juga dengan panggilan OHD adalah seorang kolektor dan kurator seni rupa Indonesia terkenal asal Magelang, Jawa Tengah. Namanya sebagai kolektor sangat dikenal di kalangan seniman dan kolektor nasional maupun internasional.
Pada awalnya OHD memiliki lukisan karya maestro dunia seperti Picasso, Van Gogh, Monet, dan Rembrandt. Grader untuk PT Djarum Kudus itu sangat bergaul akrab dengan lingkungan pelukis.
OHD mulai membeli lukisan pertama tahun 1965. Getapi dia mulai serius mengoleksi karya-karya penting sejak 30 tahun yang lalu.
Jumlah koleksinya kini mencapai lebih dari 2.000 karya seni rupa modern dan kontemporer, berupa lukisan, patung, instalasi, atau karya di atas kertas.
Sebagian koleksinya dipublikasikan dalam buku Exploring Modern Indonesian Art: The Collection of dr Oei Hong Djien tulisan Dr Helena Spanjaard (2004).
Untuk memamerkan koleksinya, dia mendirikan tiga bangunan OHD Museum di Jl Jenggolo N 14, Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122.
Bangunan pertama didirikan pada tahun 1997. Yang kedua pada tahun 2006. Sementara museum yang ketiga diresmikan pada 5 April 2012. Museum tersebut terbuka untuk umum.
OHD berpendapat, sebagai seorang kolektor sejati, yang utama adalah kualitas seni itu sendiri. "Sebuah karya yang berkualitas tinggi, apa pun alirannya dan dari mana pun datangnya, akan menarik perhatian. Jadi, tidak masuk akal untuk tidak bisa mengapresiasi karena tidak mengoleksinya," ujarnya saat menyampaikan kuliah tamu di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB).
Dia menambahkan, aktivitas apresiasi dan mengoleksi adalah dua hal yang berbeda. Dalam mengoleksi, sebaiknya fokus. Namun dalam mengapresiasi karya seni, tidak bisa fokus karena varian karya sangat beragam.
Menurut dia, mata yang peka akan tertarik pada segala bentuk seni rupa yang berkualitas tinggi. Tetapi, untuk mengetahui kualitas karya seni, diperlukan pengalaman, intuisi, dan reputasi. Kualitas sebuah karya seni sulit diuraikan dengan kata-kata atau pemikiran saja karena ada kadar rasa yang menjadi penting.
"Yang membedakan seni dari ilmu pengetahuan adalah 'rasa' menjadi faktor yang ada di dalam seni, di samping rasio," imbuhnya.
Bagi OHD, di situlah letak keunggulan karya seni. "Seorang kolektor yang menyayangi koleksinya enggan berpisah dengan kesayangannya. Maka dia tidak akan menjualnya bila tidak karena keadaan yang memaksa. Dia akan berusaha untuk mengenal lebih baik dengan mempelajari sang seniman dan karya-karyanya, sehingga dia bisa bercerita dan mendalami tentang koleksinya," ungkapnya.
Mendalami, lanjutnya, berarti mengamati karya sang seniman dengan lebih saksama, mempelajari segala tulisan dan publikasi yang terkait, serta mendengarkan cerita dari orang-orang yang dekat dengan seniman tersebut.
OHD juga sempat berbicara mengenai seniman muda. "Seniman muda yang diunggulkan bisa jadi gagal karena setelah sukses perilakunya berubah. Bisa jadi berubah karena pengaruh lingkungan, keluarga atau teman-teman terdekatnya," katanya.
Perlu diketahui, saat ini OHD juga menjadi advisor of The National Art Gallery Singapura untuk seni rupa Indonesia dan penasihat Museum Widayat.