Program KB dan pembangunan keluarga di wilayah pinggiran terus menjadi prioritas pemerintah. Hal inilah yang mendasari pemerintah terus-menerus menggelar sosialisasi di daerah pinggiran, seperti sosialisasi, advokasi, dan KIE program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI Ir Budi Yuwono dan BKKBN Jawa Timur di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Kamis (21/3/2019).
Sosialisasi tersebut diikuti antusias oleh ratusan warga setempat. Sosialisasi tersebut dihadiri langsung anggota Komisi IX DPR RI Ir Budi Yuwono, Dinas PPKBP3A Kabupaten Kediri, serta Kabid KBKR BKKBN Provinsi Jatim Waluyo Ajeng Lukitowati.

Dalam sambutannya, anggota Komisi IX DPR RI Ir Budi Yuwono mengatakan, jumlah penduduk dewasa ini relative terkendali berkat kesuksesan program KB. Namun demikian, jumlah penduduk Indonesia yang telah terkendali ini harus diimbangi dengan peningkatan mutu kualitas penduduk.
“KKBPK ini sesuai dengan Nawa Cita pemerintah, yakni membangun Indonesia dari pinggiran. Ironis bila melihat kualitas penduduk kita yang 60 persen didominasi lulusan SMA. Ini suatu hal memprihatinkan. Oleh sebab itu, SDM kita harus ditingkatkan, salah satunya melalui KKBPK,” tegas Ir Budi.
Menurut dia, pemerintah terus berupaya menurunkan angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan. Seiring dengan itu, program keluarga berencana kembali digalakkan untuk mencapai tujuan keluarga bahagia dan sejahtera.
“Yang pertama adalah terlalu muda melahirkan. Ini tentu disebabkan karena menikah pada usia muda. Karena itu, orang tua jangan buru-buru menikahkan anaknya.Biarkan dulu sekolah, setelah tamat cari kerja atau berwirausaha. Nanti setelah bekerja, setelah matang, baru mulai merencanakan berkeluarga,” paparnya.
Berikutnya, lanjut politikus PDIP ini, adalah terlalu banyak anak. Dikatakan, terlalu banyak anak, jika tidak didukung kemampuan ekonomi yang memadai, bisa membuat anak tidak terurus. Makanannya kurang bergizi, sehingga gampang sakit-sakitan. Belum lagi sekolahnya, pakaiannya, sehingga disarankan kepada orang tua agar menghindari terlalu banyak anak.
“Sedikit anak, tetapi terurus dengan baik, gizinya terjamin, kesehatannya baik, sehingga cerdas dan bisa bersekolah sampai sarjana tentu akan lebih baik dibanding banyak anak tetapi tidak terurus dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid KBKR BKKBN Provinsi Jatim Waluyo Ajeng Lukitowati dalam paparannya menyampaikan penduduk merupakan komponen paling penting yang menentukan arah kemajuan sebuah negara. “Penduduk yang berkualitas menentukan masa depan dan kemajuan sebuah Negara. Oleh sebab itu penduduk harus ditingkatkan SDM-nya. Diawali dari keluarga kita dulu,” kata Lukitowati.
Dia menambahkan, KKBPK mengamanatkan implementasi pembangunan yang berbasis keluarga dan menjadikan keluarga sebagai sasaran utama upaya penyejahteraan masyarakat. Salah satu yang menjadi fokus dalam KKBPK ialah pemerataan program KB.
Program KB menjadi sangat penting dikuatkan karena bukan hanya digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, melainkan juga dapat menyelamatkan nyawa para ibu. Dewasa ini, KB merupakan salah satu kebutuhan dari masyarakat yang ingin menunda atau mengatur kelahiran anak sehingga akses terhadap program KB ialah hak asasi manusia.
“Salah satu sasaran KKBPK adalah remaja. Remaja harus menjadi generasi masa depan yang berkualitas. Tak hanya jadi PNS, tapi remaja harus kreatif dan inovatif menciptakan lapangan kerja. Dengan SDM yang baik, maka remaja kita akan menjadi generasi emas,” terangnya.
Sosialisasi dimeriahkan dengan kesenian tradisional tari-tarian serta ditutup dengan doorprize, mulai dari handphone, kipas angin, setrika, televisi dan sepeda. Di kesempatan ini Ir Budi Yuwono juga memberikan bantuan sound system kepada Pemerintah Desa Ngancar.