Pembina Jemaah Ahmadiyah Indonesia Jawa Timur, Awaluddin, merasa perlu meluruskan sejumlah pemahaman yang beredar terkait ajaran yang dianutnya.
Menurutnya, pemahaman Ahmadiyah mengenai rukun iman dan Islam tidak berbeda dengan umat Islam pada umumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Awaluddin dalam diskusi bertajuk Ahmadiyah dan Keindonesiaan yang digelar GusDurian Malang, di Komika Cafe Malang, Rabu (24/2/2016) beberapa saat lalu.
"Bedanya, Ahmadiyah meyakini Imam Mahdi sudah datang dalam wujud Mirza Ghulam Ahmad," jelas pria berjanggut ini.
Ahmadiyah sendiri, lanjutnya, masuk ke Indonesia seiring dengan beralihnya sejumlah tujuan studi Islam ke India, asal ajaran Ahmadiyah. "Gagasan Ahmadiyah menjadi menarik karena keberhasilannya dalam mengislamkan orang Inggris," ujarnya.
Hal ini diamini oleh Muhammad Mahpur, salah satu pendiri komunitas GusDurian Malang. Menurut pembacaan Mahfur atas berbagai literatur, kelahiran Ahmadiyah sendiri terkait dengan politik kolonialisme.
"Mirza Ghulam Ahmad menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah kolonial Inggris kala itu," lanjut pengajar psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim ini.
Menariknya, perjuangan lewat jalur damai dimaknai sebagai bentuk jihad tertinggi bagi jemaah Ahmadiyah. Termasuk dalam menghadapi kolonialisme. (*)