Tak Ada Penerbangan di Bandara Dhoho Kediri, DPRD Jatim Minta Pemprov Cari Solusi
Reporter
Muhammad Choirul Anwar
Editor
Yunan Helmy
23 - Jun - 2025, 12:45
JATIMTIMES - Baru diresmikan awal tahun 2025 ini, Bandara Dhoho Kediri telah menghadapi masa sulit. Saat ini, tidak ada satu pun jadwal penerbangan yang dilayani di bandara tersebut. Ini membuat DPRD Jawa Timur (Jatim) buka suara.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Khusnul Arif mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tidak tinggal diam. Apalagi, bandara tersebut termasuk hasil pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca Juga : Pimpin Apel Pagi,Mbak Wali Ajak Tingkatkan Mutu Layanan Pendidikan dan Kawasan Permukiman
"Bandara tersebut merupakan bagian dari PSN yang digodok pemerintah pusat. Jika PSN ini gagal, maka akan berdampak negatif terhadap kepercayaan publik terhadap proyek-proyek strategis lainnya di Indonesia," jelas Khusnul Arif, Senin (23/6/2025).
Bandara Dhoho dibangun oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI), dan kini dikelola bersama PT Angkasa Pura I. Sejak beroperasi, sempat terdapat dua maskapai yang membuka penerbangan di bandara tersebut, yakni Super Air Jet dan Citilink.
Namun kini kedua maskapai itu tidak lagi membuka penerbangan di Bandara Dhoho. Operator bandara menyebut, tidak adanya penerbangan dikarenakan pihak maskapai tengah melakukan maintenance terhadap armadanya.
Namun, Khusnul Arif menilai alasan itu hanya dibuat-buat. "Ini alasan klasik ya. Saya menduga bukan karena itu, tetapi karena okupansi penumpang yang memang masih rendah," papar politisi Partai Nasdem ini.
Ia menyebut, sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya minat penumpang, seperti terbatasnya jadwal penerbangan. Selain itu, harga tiket dinilai lebih mahal dibandingkan penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo.
“Hal ini menjadi salah satu penyebab calon penumpang yang berada di seputaran Kediri raya lebih memilih alternatif lain yang lebih fleksibel dan ekonomis meski harus menempuh jarak lebih jauh, termasuk ketika harus ke Bandara Juanda,” ujarnya.
Khusnul juga mengingatkan, potensi makin lesunya Bandara Dhoho setelah selesainya proyek Tol Kertosono–Tulungagung. Akses tol ke Juanda yang makin mudah, menurut dia, akan memperkuat preferensi masyarakat menuju bandara di Sidoarjo tersebut.
Untuk itu, ia mendorong adanya evaluasi menyeluruh yang melibatkan akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan di 13 daerah penyangga Bandara Dhoho...