Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara: Dua Putra Raja yang Memilih Jalan Santri

Reporter

Aunur Rofiq

23 - Jun - 2025, 11:05

Warga Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, menggelar Wilujengan Bersih Desa di Situs Tri Tingal pada Selasa, 6 Mei 2025. (Ist)


JATIMTIMES - Pada saat puncak transisi antara keruntuhan Majapahit dan bangkitnya kekuatan Islam di tanah Jawa, terdapat dua sosok bangsawan yang memilih menjauh dari hiruk-pikuk kekuasaan: Raden Kebo Kenanga dan Raden Kebo Kanigara. Keduanya adalah pangeran dari  kerajaan Pengging, keturunan langsung Prabu Brawijaya V.

Namun, keduanya tidak memilih tahta atau kekuasaan sebagai jalan hidup. Mereka melangkah di jalan sunyi: menjadi santri, petapa, dan guru ruhani. Jejak-jejak spiritual mereka merekam satu bab penting dari sejarah Islamisasi Jawa, yang tidak dibangun dengan pedang, tetapi dengan ilmu dan laku batin.

Baca Juga : Mau Konten Viral? Intip Tips Jitu dari Para Ahli Media Sosial

Babad dan tembang Dandanggula dari abad ke-15 mencatat bahwa setelah wafatnya Raja Pengging, Prabu Andayaningrat, serta penguasa Mandura, Lembupeteng, dua putra Raja Pengging, yakni Raden Kebo Kenanga dan Raden Kebo Kanigara, memilih jalan berbeda dari jalur kekuasaan. Adipati Mandura merasa berat hati untuk kembali memerintah di Pengging karena kekecewaan terhadap pusat kekuasaan di Demak. Mereka menyadari bahwa meskipun darah biru mengalir di tubuh mereka, kemuliaan bukan semata diukur dari tahta.

Raden Kebo Kenanga menanggalkan gelar kebangsawanannya, hidup layaknya santri biasa, memimpin penduduk Pengging dengan keteladanan. Seluruh rakyatnya—tercatat dalam babad Jawa—mengikutinya dalam ibadah dan pencarian spiritual. Ia dikenal kemudian sebagai Ki Ageng Pengging, sosok yang karismatik, penuh wibawa, dan menjalani kehidupan asketik. Tiga ribu pengikut setianya tersebar di wilayah Pengging-Pajang, namun hanya empat ratus orang yang benar-benar mengikuti laku kesehariannya yang keras.

Sementara itu, saudaranya Raden Kebo Kanigara memilih menetap di Gunung Merapi. Ia menjadi ajar—guru suci yang hidup bersama istri dan anak-anaknya dalam keterasingan dari pusat kekuasaan. Gunung Merapi yang wingit dan sakral menjadi laboratorium spiritualnya. Ia tidak membentuk pemerintahan, melainkan komunitas kecil yang hidup dalam kesadaran mistik dan harmoni dengan alam. Dalam pandangan masyarakat setempat, beliau bukan sekadar pertapa, melainkan penjaga ilmu gaib dan rahasia leluhur.

Babad menyiratkan kekecewaan dua raja-putra ini terhadap dinasti Demak. Sebagai keturunan kerajaan Pengging—yang dahulu merupakan kerajaan penuh sebelum dijadikan kadipaten oleh Prabu Brawijaya—mereka tidak memperoleh tempat dalam struktur kekuasaan baru. Tidak satu pun adipati diangkat dari trah mereka...

Baca Selengkapnya


Topik

Ruang Sastra, Kebo Kenanga, Kebo Kanigara, Majapahit,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette