Meski Terdampak Efisiensi Anggaran, UIN Malang Tetap Berkomitmen Beri Layanan Prima
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
14 - Feb - 2025, 02:20
JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menghadapi tantangan besar seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Universitas ini mengalami pemotongan anggaran hingga Rp 83 miliar, yang memaksa pihak kampus untuk melakukan penyesuaian anggaran guna menjaga kualitas layanan pendidikan dan mahasiswa tetap terjaga.
Baca Juga : Antisipasi Pneumonia, Dinkes Surabaya Tingkatkan Vaksinasi dan Skrining Kesehatan
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), Prof. Dr. Hj. Ilfi Nurdiana, M.Si, pada pengarahan dalam rangka persiapan perkuliahan semester genap dan menyoroti dampak signifikan dari penghematan ini.
Prof. Ilfi mengungkapkan, bahwa PTKIN secara keseluruhan mengalami pemotongan anggaran yang cukup besar. Anggaran untuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dipangkas hingga 75 persen, sementara anggaran untuk layanan perkantoran dan Badan Layanan Umum (BLU) masing-masing mengalami pengurangan sebesar 60 persen dan 30 persen.
UIN Malang sendiri mencatatkan pemotongan anggaran yang sangat besar, yakni sebesar Rp 83 miliar. “Kami harus segera melakukan penghitungan ulang dalam penggunaan anggaran kampus ini untuk menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi yang ada. Untuk sementara, dalam 1-2 minggu ke depan, aktivitas tertentu akan dihentikan,” tegasnya, Jumat (13/2/2025).
Meski menghadapi penghematan yang cukup besar, Prof. Ilfi menegaskan bahwa kualitas layanan kepada mahasiswa tetap harus menjadi prioritas utama. Ia mengingatkan agar efisiensi anggaran tidak mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada mahasiswa.
“Layanan harus tetap berjalan dengan prima dan excellence, dengan tetap mempertimbangkan prioritas yang ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ilfi juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap kegiatan yang tidak memiliki urgensi tinggi atau dampak besar terhadap pembiayaan. Penggunaan anggaran harus lebih selektif dan terfokus pada kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.
Baca Juga : Baca Selengkapnya