SKB Tiga Menteri Tetapkan Libur Sekolah Selama Ramadan, Kota Blitar Siapkan Penyesuaian Pembelajaran
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
28 - Jan - 2025, 10:18
JATIMTIMES- Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah menetapkan kebijakan baru terkait libur sekolah selama bulan Ramadan. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 02 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 20 Januari lalu.
Merespons kebijakan tersebut, Dinas Pendidikan Kota Blitar bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) yang mengatur penyesuaian jadwal kegiatan belajar mengajar (KBM) di seluruh lembaga pendidikan setempat.
Baca Juga : Sejarah Imlek, Perayaan Tahun Baru China yang Istilahnya Hanya Ada di Indonesia
Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Dindin Alinurdin, menyatakan bahwa SE tersebut telah dikirimkan ke semua satuan pendidikan di bawah naungan dinasnya. Ia menjelaskan, penyesuaian ini tidak hanya terkait jadwal, tetapi juga menyangkut materi pembelajaran yang disesuaikan dengan nuansa Ramadan.
“Surat edaran ini kami terbitkan sebagai tindak lanjut atas SKB Mendikdasmen. Lembaga pendidikan diharapkan segera melakukan penyesuaian, termasuk menyusun materi yang relevan,” ujar Dindin, Senin (27/1/2025).
Sesuai dengan SKB tersebut, jadwal belajar mandiri di rumah akan dilaksanakan pada awal Ramadan, yaitu mulai 27 Februari hingga 5 Maret 2025. Sementara itu, libur Idul Fitri dimulai pada 26 Maret dan berakhir 8 April 2025. Namun, untuk memastikan kelancaran pembelajaran, Dispendik Kota Blitar mengambil langkah tambahan.
“Karena tanggal 1 Maret tidak masuk dalam jadwal belajar mandiri, maka kami sesuaikan dengan menambah jadwal belajar mandiri pada hari Sabtu tersebut,” ungkap Dindin.
Dalam upaya menjaga kualitas pembelajaran selama Ramadan, Dispendik Kota Blitar telah berkoordinasi dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Agama. Koordinasi ini bertujuan untuk menyusun program-program yang memperkuat nilai-nilai keagamaan dan karakter siswa. Di antaranya adalah pelaksanaan tadarus Al-Qur’an, pesantren kilat, hingga kajian kerohanian untuk siswa yang beragama selain Islam.
“Ini kesempatan besar untuk menguatkan karakter siswa melalui aktivitas keagamaan. Kami ingin memastikan bahwa pembelajaran selama Ramadhan tidak hanya berjalan optimal, tetapi juga bermakna,” kata Dindin.
Ia menambahkan, kegiatan-kegiatan tersebut dirancang agar sesuai dengan kondisi siswa selama menjalankan ibadah puasa...