Wamentan Tinjau Kesiapan BBIB Singosari untuk Lokasi Investasi Pengembangan Sapi Perah Impor
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Dede Nana
07 - Jan - 2025, 08:05
JATIMTIMES - Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono bersama Owner PT. Tempo Scan Pacific Tbk Handojo Selamet Muljadi serta Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto beserta jajaran meninjau kesiapan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari sebagai lokasi investasi pengembangan sapi perah.
Dalam peninjauan kesiapan BBIB Singosari sebagai lokasi investasi pengembangan sapi perah tersebut, Sudaryono didampingi Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI Agung Suganda serta Kepala BBIB Singosari Akbar beserta jajarannya.
Baca Juga : Jelang Panen Raya, Mentan Soroti Stabilitas Harga Gabah dan Normalisasi Irigasi
Sudaryono menyampaikan, bahwa Kementerian Pertanian RI sangat terbuka kepada siapapun yang akan berinvestasi dengan mendatangkan barang modal berupa sapi hidup dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia.
"Hari ini owner dari Tempo Scan Pasific mengajak kerja sama BLU kami di Singosari Malang untuk mendatangkan sapi hidup dalam bentuk sapi perah dan dipelihara di sini (BBIB Singosari). Sehingga kami harapkan semua perusahaan bisa mendatangkan sapi hidup ke Indonesia," ungkap Sudaryono kepada JatimTIMES.com, Selasa (7/1/1025).
Pihaknya mengatakan, dalam lima tahun, Kementerian Pertanian RI menargetkan 2 juta sapi dapat dikembangkan di Indonesia yang terdiri dari 1,2 juta sapi perah dan 800 ribu sapi hidup. "Totalnya dalam lima tahun dua juta, 1,2 juta sapi perah dan 800 ribu sapi hidup. Tahun ini kami targetkan 250 ribu ke Indonesia," tutur Sudaryono.
Pihaknya berdalih, imoor sapi yang dilakukan oleh investor ini bukan berart8 pemerintah tidak pro kepada rakyat. Akan tetapi, ketika sapi sudah datang ke Indonesia akan dititipkan kepada BLU maupun kepada kelompok peternak sapi perah yang ada di Indonesia.
"Bukan seolah pemerintah mengimpor sapi setelah itu dibagi, kami ini membuka ruang. Uang, sapi, dan ahli dari investor, tanah kami yang carikan supaya indukannya banyak," jelas Sudaryono.
Baca Juga : Kasus PMK Meningkat, Harga Daging Sapi Masih Stabil di Kota Malang
Hal itu dikarenakan jumlah penambahan populasi sapi kalah dengan penambahan populasi manusia. Akjirnya, pemerintah membuka ruang kepada para investor untuk berinvestasi dengan mendatangkan sapi impor untuk dikembangkan di Indonesia.
"Sapinya dari Australia sudah pasti bisa. Tapi kami mengajukan ke pemerintah supaya bisa mendatangkan dari Brasil. Di BBIB Singosari nanti sekitar 500 atau 600 ekor," pungkas Sudaryono.