Masa Kampanye Berakhir, Risma Ungkap Kesan 60 Hari Turun ke Masyarakat
Reporter
Muhammad Choirul Anwar
Editor
Nurlayla Ratri
24 - Nov - 2024, 07:31
JATIMTIMES - Masa kampanye Pilkada 2024 berakhir pada Sabtu (23/11/2024) dan memasuki masa tenang mulai Minggu (24/11/2024) hari ini. Calon gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 3 Tri Rismaharini mengungkap sejumlah kesan selama berkampanye.
Bersama pasangannya, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Risma telah menghabiskan 60 hari terakhir turun langsung ke masyarakat di seluruh penjuru Jatim. Melalui kampanye ini, mereka tidak hanya memaparkan visi dan misi, tetapi juga menyerap berbagai aspirasi langsung dari seluruh elemen masyarakat.
Baca Juga : Jelang Pernikahan, Nita Vior Justru Terseret Video Viral Berdurasi 15 Menit
Dari kalangan petani, nelayan, guru, pedagang, dan elemen masyarakat lainnya tersebut, paslon yang diusung PDIP dan Partai Hanura ini mendapat gambaran nyata tentang permasalahan yang dihadapi warga Jatim. Risma-Gus Hans menemukan berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan. Keluhan terbesar berasal dari sektor pertanian.
Risma menjelaskan bahwa hampir di seluruh wilayah yang dia kunjungi, selain irigasi, petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk dan rendahnya harga jual hasil panen.
“Saat petani membutuhkan pupuk, harganya mahal. Namun, ketika hasil panen dijual, harga yang diterima sering kali tidak sebanding dengan biaya produksi. Ini masalah mendasar yang harus kita selesaikan,” ungkap Risma di Surabaya, Sabtu (23/11/2024).
Mantan Mensos RI tersebut juga menyoroti pentingnya pengelolaan air untuk mendukung pertanian. Menurutnya, Jatim memiliki permasalahan serius terkait distribusi air. Di beberapa wilayah, kekeringan menjadi ancaman utama, sementara di tempat lain banjir melanda.
“Kita harus memperbaiki manajemen infrastruktur pengelolaan air. Saya rencanakan normalisasi sungai, pembangunan pintu air, dan pemanfaatan waduk agar petani tetap bisa menanam hingga tiga kali setahun,” paparnya.
Tidak hanya sektor pertanian, nelayan juga menghadapi persoalan besar. Modal yang tinggi sering kali memaksa mereka berutang untuk melaut, sehingga hasil tangkapan lebih banyak digunakan untuk melunasi pinjaman.
“Ini adalah siklus yang harus kita putus. Kita akan membantu nelayan dengan program pinjaman berbunga rendah dan menciptakan sistem yang mempermudah akses pasar,” imbuh Risma.
Di bidang pendidikan, Risma mengungkapkan banyak orangtua mengeluhkan biaya sekolah yang mahal hingga mengakibatkan ijazah anak-anak mereka ditahan...