Konsep Smart City ala Mas Ibin dan Mbak Elim: Solusi Inovatif untuk Pelayanan Publik di Kota Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
19 - Oct - 2024, 05:44
JATIMTIMES - Pada debat perdana pasangan calon (paslon) Pilkada Kota Blitar 2024 yang digelar pada Rabu, 16 Oktober 2024, Mas Ibin (Syauqul Muhibbin) dan Mbak Elim Tyu Samba (Mbak Elim) memaparkan konsep smart city mereka.
Fokus utama konsep tersebut adalah memberikan kemudahan bagi warga Kota Blitar melalui optimalisasi teknologi informasi dalam layanan publik. Mas Ibin dan Mbak Elim mengusung ide-ide inovatif untuk menjawab tantangan pelayanan yang selama ini dirasakan masih lamban dan tidak efisien.
Baca Juga : Debat Pilkada Kota Malang Diundur 5 Hari, Ini Sebabnya
Dalam debat tersebut, Mas Ibin menyoroti betapa pentingnya menghadirkan pelayanan yang cepat, sederhana, dan tanpa bertele-tele. Ia mengkritik bagaimana layanan publik di Kota Blitar saat ini cenderung memakan waktu lama, khususnya di sektor kesehatan.
“Warga seringkali harus mengantri lama di rumah sakit, mulai dari antrian mendapatkan tindakan, obat, hingga resep. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan yang perlu segera diatasi,” jelas Mas Ibin.
Ia juga menambahkan bahwa integrasi teknologi dalam layanan publik, termasuk penerapan smart city, akan menjadi kunci untuk memperbaiki hal tersebut. “Pelayanan satu atap di mall pelayanan sudah ada, dan ini yang akan kami maksimalkan. Kami akan membuat aplikasi-aplikasi khusus untuk mempercepat layanan rumah sakit dan layanan administrasi lainnya,” ujar Mas Ibin.
Di sisi lain, Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro, paslon pesaing, menekankan pentingnya infrastruktur dasar untuk mendukung smart city. Bambang mengungkapkan bahwa penambahan jaringan Wi-Fi di seluruh Kota Blitar merupakan prioritas utama dalam program smart city mereka.
“Penambahan Wi-Fi di seluruh wilayah kota Blitar akan membantu memaksimalkan implementasi smart city. Selain itu, pemasangan CCTV di seluruh kota juga akan meningkatkan rasa aman bagi masyarakat,” tutur Bambang.
Namun, Mas Ibin melihat program penambahan Wi-Fi ini dengan perspektif berbeda. Ia berpendapat bahwa penyediaan Wi-Fi di semua lini belum menjadi kebutuhan mendesak, terutama karena kontrol keluarga terhadap penggunaan internet, terutama oleh anak-anak, masih menjadi tantangan.
“Prinsip smart city yang kami usung adalah integrasi IT dalam pelayanan publik agar lebih simpel, mudah, dan cepat. Bukan hanya soal akses internet, tetapi bagaimana teknologi bisa benar-benar meningkatkan kualitas layanan untuk masyarakat,” ujar Mas Ibin menanggapi gagasan pesaingnya...