Ki Ageng Djoyoprono dan Syiar Islam di Alas Mentaok: Titik Awal Dinasti Mataram
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
15 - Oct - 2024, 03:41
JATIMTIMES- Di balik rimbunnya hutan Alas Mentaok yang kini tinggal cerita, tersembunyi sejarah panjang yang menjadi landasan berdirinya kerajaan besar di tanah Jawa. Hutan ini menyimpan jejak-jejak peradaban yang terhubung dengan kejayaan Wangsa Sanjaya dan Syailendra, serta perjalanan tokoh-tokoh spiritual yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara. Dari situs ini pula, kelak Mataram Islam berdiri, menjadikan Alas Mentaok sebagai saksi bisu lahirnya sejarah baru di tanah Jawa.
Kemegahan Mataram Kuno dan Hilangnya Sebuah Kerajaan
Baca Juga : Disperindag Kabupaten Malang Luncurkan Titik Kedua Pasar Murah di Gedangan
Alas Mentaok, kini hanya dikenang sebagai hutan belukar yang ditumbuhi pohon-pohon liar, dulunya merupakan pusat dari sebuah kerajaan besar. Pada abad ke-8 hingga akhir abad ke-10, di sini berdiri Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan ini menjadi rumah bagi dua dinasti terbesar di Jawa: Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu dan Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Kejayaan Mataram Kuno dibuktikan dari banyaknya prasasti dan candi-candi megah yang ditemukan di wilayah ini, menggambarkan era keemasan dua dinasti tersebut.
Namun, kejayaan itu mulai meredup ketika perang saudara mengguncang kerajaan, diperparah dengan bencana alam besar berupa letusan Gunung Merapi. Letusan ini menghancurkan istana dan pemukiman penduduk, membuat para penguasa Mataram Kuno harus mengambil keputusan berat untuk memindahkan ibu kota ke wilayah Jawa bagian timur. Sejak saat itu, Mataram Kuno menjadi kota mati, hanya menyisakan reruntuhan dan legenda yang tertutupi oleh lebatnya semak belukar Alas Mentaok.
Kedatangan Syech Jumadil Qubro dan Awal Syiar Islam
Berabad-abad setelah kerajaan Mataram Kuno runtuh, sekitar awal abad ke-13, sebuah perahu besar menepi di pinggiran Alas Mentaok. Dari perahu itu turun seorang tokoh yang akan mengubah sejarah tempat tersebut. Dia adalah Syech Jumadil Qubro, seorang ulama besar dari negeri seberang yang memiliki ilmu spiritual tinggi. Bersama dengan pengikutnya, Syech Jumadil Qubro mulai membuka hutan dan mendirikan bangunan tempat tinggal serta langgar untuk beribadah.
Alas Mentaok perlahan berubah menjadi pemukiman yang ramai. Banyak orang berdatangan ke tempat ini untuk melakukan transaksi jual beli dan mencari ilmu agama. Syech Jumadil Qubro mendirikan sebuah padepokan di mana para penduduk belajar agama Islam...