Raden Ngabehi Ronggowarsito: Pujangga Besar yang Mengukir Sejarah Sastra Jawa
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Oct - 2024, 06:08
JATIMTIMES- Dalam lembaran sejarah sastra Jawa, nama Raden Ngabehi Ronggowarsito berdiri megah. Bukan hanya sebagai seorang pujangga, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan kebangkitan intelektual.
Terlahir sebagai Bagus Burhan pada 15 Maret 1802 di Keraton Surakarta, perjalanan hidupnya tidaklah mudah. Dari pengembaraan belajar yang luas hingga kesedihan yang mendalam, Ronggowarsito tidak hanya menciptakan karya-karya sastra monumental, tetapi juga menjadi cermin bagi masyarakat Jawa di zamannya.
Baca Juga : 5.655 Anak Tak Sekolah, Begini Respon Cepat Pemkot Malang
Dengan setiap bait puisi dan prosa yang ditulisnya, ia memberikan suara bagi jiwa-jiwa yang terpinggirkan dan menggugah kesadaran akan pentingnya moral dan etika di tengah perubahan zaman. Mari kita menelusuri jejak perjalanan hidup dan karya-karyanya yang penuh makna.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Raden Ngabehi Ronggowarsito lahir di Dalem Yosodipuran, Surakarta, dalam keluarga yang kaya akan tradisi kesusastraan. Sejak usia dua tahun, ia diasuh oleh kakeknya, Raden Ngabehi Yosodipuro II, seorang tokoh terkemuka di Keraton Surakarta. Kakeknya memainkan peran penting dalam mendidik dan membentuk karakter Ronggowarsito muda.
Di usianya yang ke-12, Bagus Burhan dikirim ke pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo, yang dipimpin oleh Kyai Ageng Kasan Besari. Di sinilah ia menghadapi tantangan awal dalam proses pendidikannya. Sebagai seorang anak yang nakal, Bagus Burhan harus berjuang untuk meninggalkan sifat buruknya dan memfokuskan diri pada pembelajaran bahasa Arab dan ilmu agama. Dengan bimbingan Kyai Kasan Besari, ia berhasil mengatasi hambatan tersebut dan mulai menapaki jalur spiritual dan intelektual yang lebih mendalam.
Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, pada tahun 1815, ia kembali ke Surakarta. Kakeknya melanjutkan pendidikan Bagus Burhan dengan mengajarkannya seni budaya dan kesusastraan Jawa, serta memberikan akses ke lingkungan intelektual yang lebih luas.
Pengabdian dan Karier
Di samping pendidikan formal, Ronggowarsito juga menempuh ilmu kanuragan dan jaya kawijayan di bawah bimbingan Gusti Pangeran Buminata, adik dari Sunan Pakubuwana IV. Pada tahun 1819, setelah menyelesaikan pendidikannya, ia diangkat sebagai juru tulis di Kraton Surakarta. Kariernya dimulai dengan cepat, namun tidak tanpa tantangan. Setahun setelah ia menjabat, Sunan Pakubuwana IV wafat, menandai awal perubahan besar dalam kraton...