Ribuan Orang Padati Siraman Gong Kiai Pradah di Lodoyo Blitar, Berebut Air Berkah
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
17 - Sep - 2024, 02:42
JATIMTIMES- Alun-Alun Lodoyo disesaki ribuan orang pada Selasa, 17 September 2024. Mereka datang dari berbagai penjuru untuk menyaksikan prosesi Siraman Gong Kiai Pradah. Ritual ini merupakan sebuah tradisi sakral yang telah menjadi bagian dari identitas budaya Kabupaten Blitar selama bertahun-tahun.
Pagi itu, suasana di alun-alun terasa begitu khusyuk. Udara pagi masih segar ketika jarum jam mendekati pukul 10.00 WIB, tanda prosesi akan segera dimulai. Sorak-sorai dan bisik-bisik antusias masyarakat semakin meningkat seiring dengan persiapan ritual.
Baca Juga : Bawaslu: Pilkada Dinilai Lebih Rawan Ketimbang Pileg
Tepat pukul 10.00 WIB, prosesi Siraman Gong Kiai Pradah resmi dimulai. Gong yang diyakini memiliki kekuatan gaib tersebut dimandikan dengan air kembang setaman.
Setiap gerakan dalam ritual ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan, menciptakan suasana yang penuh dengan nilai spiritual. Begitu prosesi siraman usai, suasana berubah menjadi riuh.
Air bekas jamasan Gong Kiai Pradah, yang sebelumnya telah disucikan dalam prosesi tersebut, langsung menjadi rebutan masyarakat. Mereka rela berdesak-desakan demi mendapatkan air yang diyakini membawa berkah dan keselamatan.
Bagi warga yang hadir, air ini bukan sekadar cairan biasa. Air ini dinilai mengandung harapan akan kehidupan yang lebih baik, perlindungan dari segala marabahaya, dan doa-doa untuk kesehatan serta keberuntungan di masa depan.
Bupati Blitar, Rini Syarifah, turut hadir dalam acara ini dan menekankan pentingnya melestarikan tradisi Siraman Gong Kiai Pradah sebagai bagian integral dari identitas budaya daerah.
“Siraman Gong Kiai Pradah adalah tradisi yang sudah ada sekian lama, yang mengandung nilai-nilai luhur dan sekaligus mengangkat potensi wisata daerah. Melalui acara ini, kita ingin mengenalkan kekayaan budaya dan seni yang dimiliki oleh masyarakat agar tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan,” ujarnya.
Rini Syarifah juga menekankan bahwa tradisi ini diharapkan dapat berdampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya minat wisatawan untuk menikmati tradisi tersebut, sektor ekonomi akan ikut berkembang. "Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaga dan mempromosikan tradisi ini agar tetap menjadi bagian integral dari identitas kita," tambahnya...