Siswa SMK PGRI 3 Malang Tewas Usai Jadi Korban Pengeroyokan Oknum PSHT
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
12 - Sep - 2024, 05:57
JATIMTIMES - Setelah mengalami kritis selama enam hari dan sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, seorang remaja berinisial ASA (17) dinyatakan meninggal dunia usai dikeroyok oknum pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Setibanya di rumah duka, terhadap jenazah almarhum yang merupakan salah satu siswa SMK PGRI 3 Malang tersebut kemudian dilakukan prosesi pemakaman, Kamis (12/9/2024).
Baca Juga : Realisasi Penerimaan PBB di Ngawi Hingga Pertengahan September 2024 Capai 71 Persen
Kabar meninggalnya korban pengeroyokan oleh oknum pesilat PSHT tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kapolsek Karangploso AKP Moch Sochib, saat ditemui awak media di rumah duka yang beralamat di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Kamis (12/9/2024).
"Polsek Karangploso mengucapkan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas korban dari pada kejadian yang terkait pengeroyokan perguruan pencak silat. Sekarang beliaunya (korban) sudah dipanggil Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Sochib.
Atas meninggalnya korban, Perwira Polri dengan pangkat tiga balok ini juga mendoakan semoga pihak keluarga korban turut diberikan ketabahan. "Semoga amal ibadahnya (korban) dapat diterima di sisi-Nya dan diberikan ketabahan kepada keluarga maupun orang tuanya yang ditinggalkan," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan, aksi pengeroyokan oknum pesilat PSHT terhadap korban terjadi pada Jumat (6/9/2024) sekitar pukul 22.00 WIB. Data kepolisian mengungkapkan, para oknum pesilat yang melakukan pengeroyokan tersebut merupakan anggota PSHT ranting Dusun Mojosari, Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Peristiwa pengeroyokan yang terjadi di kawasan Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang tersebut kemudian ditangani pihak kepolisian. Hasilnya, sembilan terduga pelaku telah diamankan polisi sesaat setelah terjadinya aksi pengeroyokan.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang dihimpun kepolisian, kronologi pengeroyokan bermula saat korban update status WhatsApp dengan menggunakan atribut kaos PSHT. Mengetahui status tersebut, salah satu warga PSHT kemudian melakukan klarifikasi kepada korban.
Hasilnya, korban diketahui bukanlah anggota atau warga PSHT. Hingga akhirnya, korban diajak untuk latihan hingga nantinya menjadi warga PSHT.
Namun, pada Jumat (6/9/2024) sekitar pukul 18.30 WIB, korban yang diketahui sempat janjian dengan warga PSHT untuk mengikuti latihan, mendatangi lokasi yang dijanjikan...