Dari Laut Cina ke Tanah Jawa: Kisah Cinta Putri Ong Tien dan Sunan Gunung Jati
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
10 - Sep - 2024, 04:10
JATIMTIMES - Sejarah Kerajaan Cirebon tidak hanya dipenuhi kisah tentang perang, penaklukan, dan penyebaran agama, tetapi juga diwarnai dengan kisah cinta dan diplomasi yang melibatkan berbagai tokoh penting. Salah satu kisah yang paling menarik dan penuh nuansa adalah perjalanan Ratu Mas Rarasumanding, yang dikenal juga dengan nama Ong Tien, putri asal Negeri Cina, yang datang berlayar ke Cirebon untuk menikahi Sunan Gunung Jati.
Perjalanan ini menjadi titik penting dalam sejarah Cirebon, tidak hanya sebagai sebuah kisah cinta, tetapi juga sebagai simbol persahabatan dan hubungan diplomatik antara Cina dan Kerajaan Cirebon pada abad ke-16.
Baca Juga : Kapolres Tuban AKBP Oskar Syamsuddin Sambangi Ponpes Mansyaul Huda 02 Senori
Sunan Gunung Jati: Dakwah dan Perannya dalam Penyebaran Islam di Nusantara
Sunan Gunung Jati, salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia, adalah putra Sultan Hud dan Rara Santang. Dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Sultan Hud digambarkan sebagai keturunan Bani Hasyim yang memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur Zainal Abidin bin Imam Husein, yang merupakan putra dari Sayyidah Fatimah binti Muhammad SAW. Dengan silsilah yang menghubungkannya langsung ke Nabi Muhammad SAW, Sunan Gunung Jati memiliki nasab yang sangat terhormat.
Keberadaan nasab ini bukan hanya menegaskan kemuliaan darahnya, tetapi juga memberikan landasan kuat bagi kepemimpinannya di Cirebon. Dengan legitimasi yang kuat dari garis keturunan ini, Sunan Gunung Jati berhasil mendirikan dan mengembangkan Kerajaan Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam dan kebudayaan Islam di Jawa Barat. Kepemimpinan dan dedikasinya menjadikan Cirebon sebagai wilayah yang strategis dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara, sekaligus meneguhkan posisi pentingnya dalam sejarah Islam di Indonesia.
Sunan Gunung Jati tidak hanya fokus pada pengajaran agama Islam melalui metode dakwah, tetapi juga menerapkan strategi yang matang dalam membangun kekuatan politik dan militer. Beliau menyadari bahwa untuk menyebarkan ajaran Islam secara lebih luas, diperlukan aliansi dengan tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan politik, militer, dan karisma...