Asal Usul Jamaah Islamiyah yang Nyatakan Bubar dan Kembali ke NKRI
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
09 - Sep - 2024, 04:26
JATIMTIMES - Eks anggota Jamaah Islamiyah (JI) dari wilayah Jabodetabek berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi pembubaran organisasi, di Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Embarkasi Bekasi, pada Minggu (8/9/2024). Sejumlah 400 orang yang ambil bagian dalam kegiatan tersebut juga mengikrarkan kesetiaan mereka kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan pendiri dan pimpinan JI yang secara resmi membubarkan organisasi pada 30 Juni 2024. Menurut Abdullah Anshori, yang dikenal juga sebagai Abu Fatih dan sebelumnya menjabat sebagai Ketua II Jamaah Islamiyah, deklarasi di Bekasi ini adalah bagian dari rangkaian acara serupa yang telah diadakan di berbagai wilayah Indonesia. Ini adalah acara ke-32 dari rangkaian sosialisasi pembubaran yang digelar di seluruh Indonesia.
Baca Juga : Ingin Ulangi Prestasi 2022, Jatim Targetkan Juara Umum MTQ Nasional XXX Samarinda 2024
Abu Fatih menyatakan bahwa setelah organisasi dibubarkan, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk langkah selanjutnya. Baginya, yang terpenting adalah JI tidak lagi eksis sebagai kelompok, sehingga segala potensi yang berisiko membahayakan negara dan masyarakat dapat dihindari.
Dia juga menegaskan bahwa kegiatan deklarasi untuk kembali kepada NKRI ini akan terus dilakukan agar seluruh mantan anggota dan simpatisan JI tidak lagi terlibat dalam tindakan terorisme.
Seiring dengan telah berlangsungnya acara tersebut, pencarian terkait Jamaah Islamiyah trending di Google, hingga Senin (9/9/2024). Banyak orang yang ingin mengetahui asal-usul dan sejarah organisasi ini.
Sejarah Jamaah Islamiyah
Jamaah Islamiyah (JI) adalah sebuah kelompok ekstremis dengan latar belakang Islam yang bermula di Indonesia. Melansir dari Center for International Security and Cooperation (CISAC) Stanford University, organisasi ini merupakan pecahan dari Darul Islam (DI), sebuah kelompok radikal yang mulai terorganisir pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an.
Pendiri Jamaah Islamiyah adalah Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir, dua tokoh keturunan Arab Yaman yang memiliki sejarah sebagai aktivis gerakan Islam. Selama era Orde Baru, keduanya melarikan diri ke Malaysia untuk menghindari pengawasan pemerintah. Di Malaysia, mereka mulai membangun kelompok Islamis yang kemudian memfasilitasi perjalanan bagi umat Islam Asia Tenggara yang ingin berperang di Afghanistan melawan Soviet...