Dampak Kemarau Panjang, Kekeringan Meluas di Kabupaten Blitar: 983 KK di 9 Desa Terdampak
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
28 - Aug - 2024, 10:52
JATIMTIMES - Kekeringan akibat kemarau panjang di Kabupaten Blitar semakin meluas. Data terbaru hingga Selasa, 27 Agustus 2024, mencatat bahwa sudah ada sembilan desa di lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Kondisi ini berdampak pada 983 kepala keluarga (KK) yang kini sangat membutuhkan bantuan air bersih.
Ivong Berttryanto, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, mengungkapkan bahwa sejak bulan Juli lalu, wilayah yang terdampak kekeringan terus bertambah. "Awalnya hanya dua desa yang terdampak, tetapi saat ini jumlahnya meningkat menjadi sembilan desa," ujarnya, Selasa (27/8/2024).
Baca Juga : Pemkot Blitar Usulkan Pembangunan Blok Baru Rusunawa ke Kementerian PUPR
Ivong menjelaskan bahwa sembilan desa yang mengalami kekeringan meliputi Desa Dawuhan di Kecamatan Kademangan, Desa Ngeni dan Desa Wonotirto di Kecamatan Wonotirto, Desa Kaligambir, Desa Kalitengah, dan Desa Sumberagung di Kecamatan Panggungrejo, serta Desa Sumberkembar dan Desa Salamrejo di Kecamatan Binangun, dan Desa Tugurejo di Kecamatan Wates.
Menurut Ivong, setiap hari BPBD Kabupaten Blitar melakukan distribusi air bersih dengan volume sekitar 12 ribu liter ke desa-desa terdampak. Namun, karena keterbatasan anggaran, distribusi ini dilakukan secara bergantian. Hingga saat ini, BPBD telah mendistribusikan total 228 ribu liter air bersih sejak kekeringan mulai dirasakan.
Ivong menambahkan bahwa krisis air bersih ini diperkirakan akan terus berlangsung jika tidak ada hujan dalam waktu dekat. "Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga, namun tantangan yang kami hadapi cukup besar mengingat luasnya wilayah terdampak dan terbatasnya sumber daya," jelasnya.
Wilayah selatan Kabupaten Blitar, termasuk kecamatan Wates, Binangun, Panggungrejo, Wonotirto, Kademangan, dan Bakung, telah lama dikenal sebagai daerah yang rawan kekeringan. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BPBD, wilayah-wilayah ini sering kali membutuhkan bantuan air bersih setiap kali musim kemarau tiba.
Kekeringan ini tidak hanya mempengaruhi kebutuhan air bersih untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga berdampak pada aktivitas pertanian...