Komisi D Jadi Pilihan Favorit Anggota Baru DPRD Jember

JATIMTIMES – Beberapa wajah baru yang menghiasi anggota DPRD Jember, yang dilantik pada Rabu (21/8/2024) kemarin, menarik untuk disimak, bagaimana dan apa yang akan dilakukan saat pertama menjadi wakil rakyat.

Dari random yang dilakukan media ini, setidaknya ada 3 anggota baru DPRD Jember yang sempat ditemui di sela-sela pelantikan berharap ditempatkan di Komisi D yang membidangi kesejahteraan rakyat, seperti pendidikan, kesehatan dan juga kegiatan sosial lainnya. Mereka adalah Achmad Syahri As Siddiqi, cucu dari kiai kharismatik Jember KH Muzakki Syach dari Partai Gerindra; Indi Naidha dari PDI Perjuangan; dan Robit Wajdi dari PKB.

Baca Juga : Hari Ini, Seluruh Daerah di Indonesia Gelar Aksi Serentak #KawalPutusanMK

“Sesuai dengan background saya dari pondok pesantren dan juga pernah menjadi bagian dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), saya ingin nantinya bisa berada di Komisi D. Saya ingin pendidikan di Jember menjadi perioritas yang kami perjuangkan,” ujar Gus Syahri, panggilan Achmad Syahri As Siddiqi yang juga putra pertama Ra Fadil Muzakki.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Indi Naidha. Perempuan yang aktif bergerak di pemberdayaan ekonomi ini  pernah menjadi pengurus HIPMI baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Indi berharap dirinya ditempatkan di Komisi D.

“Saya ingin konsentrasi pada kesehatan dan pendidikan masyarakat dan saya berharap ditempatkan di Komisi D. Di sana saya bisa fokus dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama kaum perempuan,” ujar pemilik Batik Notonegoro ini.

Begitu juga dengan yang disampaikan oleh Gus Robet, panggilan Robit Wajdi dari Partai Kebangkitan Bangsa. Menurut pria yang juga alumni Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi ini, jika dirinya ditempatkan di Komisi D, maka akan linier dengan apa yang selama ini merupakan background-nya yang seorang santri.

“Kalau boleh memilih, saya ingin di Komisi D karena di komisi ini kami bisa memperjuangkan hak-hak rakyat, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, sebagai seorang yang lahir dari santri, kami ingin bagaimana pendidikan di pesantren bisa sejajar dengan pendidikan umum,” ujar pria asal Desa Paleran, Umbulsari, Jember, ini.

Baca Juga : Baca Selengkapnya