Dua Kali Gagal Menyerang Batavia, Sultan Agung Hukum Mati Para Panglima Mataram
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
21 - Aug - 2024, 10:57
JATIMTIMES - Pada awal abad ke-17, Kesultanan Mataram berada di puncak kekuasaannya di bawah pimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Ambisi besar Sultan Agung adalah menaklukkan Batavia, pusat kekuasaan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang saat itu menguasai sebagian besar perdagangan di Nusantara.
Serangan terhadap Batavia pada tahun 1628 dan 1629 menjadi puncak dari usaha Mataram untuk mengusir kekuasaan Belanda dari tanah Jawa. Namun, kegagalan serangan tersebut tidak hanya berdampak pada wilayah kekuasaan, tetapi juga pada nasib para panglima perang Mataram yang terlibat dalam ekspedisi militer tersebut.
Baca Juga : Viral Video Mesum Diduga di Kantor Dinas Pendidikan Jombang
Untuk memahami konteks hukuman terhadap para panglima yang gagal dalam penyerangan Batavia, penting untuk terlebih dahulu memahami latar belakang dua ekspedisi besar yang dilakukan oleh Mataram terhadap Batavia, yaitu serangan pertama pada tahun 1628 dan serangan kedua pada tahun 1629. Kedua ekspedisi ini menunjukkan ambisi besar Sultan Agung untuk menaklukkan Batavia, yang pada saat itu dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Belanda.
Serangan Pertama Mataram ke Batavia (1628)
Serangan pertama Mataram terhadap Batavia dilancarkan pada tahun 1628. Sultan Agung mengirimkan pasukan besar yang dipimpin oleh beberapa panglima penting, di antaranya Tumenggung Baureksa yang memimpin pasukan dari Kendal dan bertindak sebagai panglima angkatan laut.
Bersamanya, ada pula Tumenggung Sura Agul-Agul, Tumenggung Mandurareja, dan Tumenggung Upa Santa. Mereka memimpin pasukan yang sangat besar, dengan jumlah prajurit yang mencapai 10.000 orang.
Meskipun persiapan yang dilakukan sangat matang, serangan ini berakhir dengan kegagalan. Batavia, yang telah dipertahankan dengan baik oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, berhasil menghalau serangan-serangan dari pasukan Mataram.
Salah satu penyebab utama kegagalan adalah logistik yang buruk; pasukan Mataram kekurangan persediaan makanan dan amunisi. Setelah beberapa bulan bertempur, pasukan Mataram terpaksa mundur. Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran ini, bersama kedua putranya, pada 21 Oktober 1628.
Serangan Kedua Mataram ke Batavia (1629)
Tak gentar dengan kegagalan pertama, Sultan Agung kembali mengirimkan ekspedisi militer untuk menyerang Batavia pada tahun 1629...