Jenis-Jenis Pernikahan Zaman Jahiliah, Ada Yang Bertahan hingga Kini
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
27 - Jun - 2024, 04:08
JATIMTIMES - Zaman Jahiliah dahulu terdapat empat macam jenis pernikahan yang banyak dikenal. Dari empat jenis pernikahan di masa Jahiliah itu, beberapa pernikahan tergolong buruk dan tak sesuai syariat Islam.
Namun, hadirnya Islam kemudian menghapus tradisi-tradisi pernikahan buruk itu dan menyisakan satu jenis pernikahan.
Baca Juga : Apa itu Food Grade? Ini Pengertian dan Jenis-Jenisnya
Dalam sebuah buku al-Hawi al-Kabir, al-Mawardi menuturkan dalam bukunya jilid 6, halaman 9, bahwa empat macam pernikahan Jahiliah adalah pernikahan al-wiladah, pernikahan al-istibdha, pernikahan al-rahth, dan pernikahan al-rayah.
Hal ini juga dijelaskan dalam hadis riwayat Al Bukhari: "Sesungguhnya pernikahan pada zaman jahiliah ada empat bentuk. Satu bentuk di antaranya adalah pernikahan seperti orang-orang sekarang".
Pernikahan yang pertama, yakni al-wiladah, adalah pernikahan yang memang dimulai dengan pinangan dari laki-laki dengan mendatangi orang tua perempuan untuk melamarnya. Setelah itu, laki-laki tersebut menikahi si wanita disertai sebuah mahar.
Jenis pernikahan yang kedua adalah pernikahan al-istibdha. Jenis pernikahan ini cukup aneh. Sebab, sang suami meminta perempuan untuk berhubungan dengan orang lain yang terpandang dan kemudian si suami menjauhinya sementara.
Setelah terlihat hamil oleh laki-laki lain, maka suami tersebut akan kembali menyentuh atau menggauli sang istri. Hal ini dilakukan karena kaum Jahiliah yakin hal tersebut akan memperbaiki keturunan.
Jenis yang ketiga adalah pernikahan al-rahth. Pernikahan ini tentunya sangatlah tidak sesuai syariat dan bahkan termasuk maksiat atau zina. Sebab, model pernikahan ini adalah sekelompok laki-laki akan menggauli seorang wanita hingga ia hamil. Setelah wanita tersebut melahirkan, maka wanita tersebut akan memanggil seluruh laki-laki tersebut dan akan menunjuk salah seorang di antara laki-laki yang dikehendaki untuk dinasabkan kepadanya bayi itu.
Perempuan tersebut akan berkata, "Kalian tahu apa yang terjadi di antara kalian denganku. Kini aku telah melahirkan. Dan ini adalah anakmu, hai fulan (sambil menyebut namanya)".
Baca Juga : Baca Selengkapnya