Kisah Inspiratif Ibu di Surabaya: Ubah Pola Asuh, Selamatkan Anak dari Speech Delay Berkat SOTH
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
14 - Jun - 2024, 08:48
JATIMTIMES - Nur Zakia (39), seorang ibu rumah tangga di Kota Surabaya, membagikan kisah inspiratif dalam membantu balitanya yang mengalami speech delay. Awalnya, balitanya sempat dikira mengidap autis karena keterlambatan berbicara atau speech delay.
Namun, setelah mengikuti Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Zakia mendapatkan pengetahuan baru dan membawa putranya ke terapi wicara. Hasilnya, putranya bukan autis, hanya speech delay, dan kini menunjukkan perkembangan yang pesat.
Baca Juga : Belajar dari Mobil yang Ringsek Tertimpa Kontainer, Ini Tips Mengemudi Saat Ketemu Kendaraan Besar
Warga Gembong DKA 2, RT8 RW4, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya itu memiliki 3 anak. Anak pertama dan kedua merupakan seorang putri, sedangkan yang ketiga adalah putra. Awalnya, Zakia mengkhawatirkan perkembangan anak nomor tiga yang dianggap kurang dalam motorik adaptasi dan sosialisasi. Kekhawatirannya semakin besar karena rumah tinggal Zakia yang berada di dekat rel kereta api.
Sehingga Zakia membatasi aktivitas putranya ke luar rumah dan memberikan handphone untuk hiburan. Namun, hal ini justru memperburuk kondisi sang buah hati hingga membuat putranya mengalami speech delay dan minim interaksi sosial.
"Banyak orang mengatakan putra saya autis dan hati saya sakit mendengarnya. Hal itu membuat saya merasa bersalah karena merasa kurang memperhatikan tumbuh kembangnya," kata Zakia saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari Surabaya, Rabu (12/6/2024).
Beruntung, Zakia mengikuti program SOTH di Kelurahan Kapasari dan mendapatkan banyak ilmu baru tentang parenting. Ia pun membawa putranya ke rumah sakit untuk mengikuti terapi wicara. Hasilnya, putranya bukan autis, melainkan hanya speech delay akibat ketergantungan terhadap layar (screen time).
"Alhamdulillah waktu awal saya mengikuti program SOTH, saya mendapatkan ilmu bahwasannya selama ini saya salah dalam mendidik dan membimbing putra saya. Sampai akhirnya saya membawa putra saya periksa di rumah sakit untuk mengikuti terapi wicara," ujar Zakia.
Sejak mengikuti program SOTH selama tujuh kali pertemuan, Zakia melihat perkembangan yang signifikan pada putranya. Dulu yang awal putranya lebih banyak diam dan takut ketika bertemu orang baru, sekarang ini menjadi lebih interaktif.
"Dulu putra saya menangis jika bertemu orang lain selain keluarga. Dia lebih memilih diam di rumah dengan handphone...