Kisah Ratu Harisbaya: Putri Madura yang Jadi Istri Dua Raja
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
12 - Jun - 2024, 03:19
JATIMTIMES - Ratu Harisbaya, seorang putri dari Kerajaan Harisbaya atau Arosbaya di Madura, adalah wanita yang luar biasa dan penuh teka-teki dalam sejarah Nusantara. Meskipun nama aslinya tidak tercatat dalam sejarah, perjalanan hidupnya yang penuh dengan liku-liku dan intrik menjadi bagian penting dari sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa pada abad ke-16.
Dari menjadi seorang putri yang magang di Pajang, hingga menjadi selir Sultan Cirebon dan akhirnya terikat kembali dengan cinta lamanya, Raja Sumedang Larang, Geusan Ulun, kisah Harisbaya menggambarkan bagaimana cinta dan politik saling terkait erat dalam sejarah kerajaan Nusantara.
Masa Muda di Pajang: Mencari Ilmu dan Cinta
Baca Juga : Pendidikan Tinggi dan Kewirausahaan: Membentuk Ekosistem Inovatif
Pada masa itu, Kerajaan Pajang (1548-1568) berdiri sebagai salah satu kekuatan utama di Jawa, sebuah kekuatan yang diakui dan disegani oleh banyak kerajaan kecil lainnya di pulau tersebut. Pajang, di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya yang juga dikenal sebagai Jaka Tingkir, memiliki kebijakan strategis yang unik dan cerdas dalam memperkuat kekuasaannya: negeri-negeri bawahannya diwajibkan untuk mengirimkan putra-putri mereka ke pusat kerajaan.
Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk mendidik mereka menjadi pemimpin masa depan yang terampil dan bijaksana, tetapi juga berfungsi sebagai tanda kesetiaan yang nyata dan simbolis dari setiap negeri bawahan kepada pusat kekuasaan Pajang. Harisbaya, putri dari Kadipaten Harisbaya di Madura, adalah salah satu dari banyak anak bangsawan yang dikirim untuk magang di Pajang. Dikenal karena kecantikannya yang memukau dan memesona, Harisbaya menarik perhatian bukan hanya karena penampilannya, tetapi juga karena kecerdasannya dan semangatnya dalam belajar.
Selama di Pajang, Harisbaya tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga terlibat dalam lingkungan sosial yang kaya dan dinamis, di mana dia bertemu dengan bangsawan muda dari berbagai negeri di sekitar Jawa.
Di antara para bangsawan muda ini adalah Panembahan Ratu I dari Cirebon dan Geusan Ulun dari Sumedang Larang, yang keduanya juga dikirim ke Pajang untuk mendapatkan pendidikan yang sama. Mereka bertiga, dalam suasana istana yang penuh dengan aktivitas intelektual dan budaya, menjadi murid langsung Sultan Hadiwijaya...