Rentetan Masalah Haji Tahun 2023 yang Rentan Terjadi di 2024
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
05 - Jun - 2024, 04:34
JATIMTIMES - Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 menjadi sorotan luas lantaran banyak permasalahan dan kesulitan yang dialami jemaah Indonesia.
Salah satu jemaah haji 2023 membagikan pengalamannya saat berada di Arab Saudi. Ia berharap pengalaman yang dibagikan itu bisa diantisipasi oleh jemaah haji yang berangkat pada 2024 ini.
Baca Juga : Ini 10 YouTuber Terkaya di Indonesia Tahun 2024, Atta Halilintar dan Raffi Ahmad Kalah Jauh
Melalui akun YouTubenya, Arsal Bagindo menyebutkan jika pelaksanaan puncak haji sejatinya hanya berada di tiga lokasi. Yakni wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan mabit serta melontar jumrah di Mina. Durasi waktu di puncak haji di tiga lokasi ini antara 4-5 hari.
"Meski hanya 4-5 hari, namun selalu ada masalah di sini. Misalnya, di Arafah terjadi perebutan tenda sesama jamaah dalam satu provinsi maupun dengan jamaah luar provinsi. Hal ini terjadi karena tanda yang disiapkan oleh petugas kurang. Dan ditambah lagi adanya petugas kloter yang tidak tahu dimana lokasi kloternya," jelas Arsal.
"Ketidaktahuan di mana lokasi tenda kloternya itu terjadi karena pada survei tidak ikut. Sehingga saat sampai di Arafah, kebingungan mencari lokasi tendanya," tambahnya.
Lebih menyedihkan lagi, dijelaskan Arsal, ada tenda yang sudah ditempati oleh petugas kloter lainnya, dan diklaim bahwa tenda itu diperuntukkan untuk kloternya. Hal ini memicu keributan antar jemaah haji.
"Hal ini merupakan pengalaman kami, sehingga kami dengan beberapa orang lainnya terpaksa pindah ke musala yang juga sudah dipenuhi jamaah yang tidak kebagian tenda," ceritanya.
Selain itu, saat mabit di Muzdalifah juga terjadi masalah. Di mana para jemaah terlambat dievakuasi dengan alasan transportasi macet. Hal ini terjadi karena banyaknya jamaah haji yang berjalan kaki menuju Mina, sehingga membuat kendaraan tak bisa bergerak.
"Menurut pengamatan kami, keterlambatan evakuasi ini adalah akibat dari tidak adanya perencanaan yang matang yaitu kontijensi plan yang dilakukan oleh masyarif, sebagai kontraktor yang melayani evakuasi dari Muzdalifah ke Mina dalam hal transportasinya," jelasnya.
Tak hanya itu, di Mina juga terjadi berbagai masalah. Mulai dari kurang dan sempitnya tenda, kurangnya jumlah WC dan toilet hingga pendistribusian konsumsi yang sering terlambat...