Cegah Penyalahgunaan Data dan Bantuan, Pemkot Surabaya Tertibkan Puluhan KK dalam Satu Rumah
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
08 - May - 2024, 08:33
JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengambil langkah tegas dalam menertibkan administrasi kependudukan (adminduk). Ini dilakukan sebagai respons atas temuan banyaknya rumah terdiri dari puluhan, bahkan ratusan Kartu Keluarga (KK) yang berpotensi memicu data adminduk menjadi tidak valid.
Demikian disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai 'ngantor' di Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Di sana, ia juga menerima beberapa pengaduan dari warga setempat terkait kendala saat ingin mengurus pisah KK.
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
"Tadi saya sampaikan kita lagi berbenah, bagaimana menyamakan data. Karena data jumlah penduduk kita dengan jumlah penduduk yang ada di kementerian berbeda," kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri menekankan bahwa pembenahan adminduk ini untuk memastikan akurasi data dan mendukung program kesejahteraan masyarakat. Data yang valid menjadi dasar bagi Pemkot Surabaya dalam memberikan intervensi yang tepat sasaran.
"Tugas kita adalah menyejahterakan masyarakat. Kami tidak bisa menyejahterakan masyarakat kalau tidak punya data yang valid," jelasnya.
Wali Kota Eri mencontohkan kasus dimana satu rumah dihuni satu KK yang terdiri dari orang tua dan anak. Pihaknya tidak mempermasalahkan jika anak itu kemudian menikah lalu pisah KK dan tinggal di alamat rumah yang sama. Namun, hal ini akan menjadi berbeda apabila dua KK itu merupakan kategori miskin.
"Kalau dalam satu rumah tadi tidak mendapatkan bantuan, tidak miskin, mau pisah KK, tandatangan tidak mendapatkan bantuan ya sudah. Tapi kalau dalam satu rumah, bertambah jadi dua KK yang sama-sama kategori miskin, kan tidak bisa begitu," paparnya.
Menurut dia, kasus satu rumah terdiri dari puluhan KK ini tidak hanya terjadi di Surabaya, tetapi juga kota-kota besar lainnya. Bahkan, Jakarta yang sebelumnya melakukan studi banding ke Surabaya juga mengungkapkan permasalahan serupa.
Baca Juga : Baca Selengkapnya