Menggali Jejak Sejarah: Pangeran Puger dan Asal-Usul Gelar Kebangsawanan dari Kerajaan Sadeng
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
07 - May - 2024, 05:59
JATIMTIMES - Setelah kematian Sultan Pajang Joko Tingkir, Mataram Islam semakin berkembang pesat. Kerajaan Pajang yang sebelumnya tidak stabil karena perang saudara berhasil dikuasai melalui serangan yang dilancarkan oleh Senopati.
Bersama Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya, Senopati menaklukkan Pajang. Setelah itu, Pangeran Benowo mengambil tahta sebagai Sultan Pajang. Beberapa hari setelah penobatan Sultan Benowo, Senopati kembali ke Mataram dan diberi gelar Panembahan oleh rakyatnya.
Baca Juga : Akademisi Sarankan Tradisi Baru Peringatan Hardiknas di Blitar: Ziarah ke Makam Raden Kartowibowo
Panembahan merupakan gelar bangsawan ningrat jawa yang artinya orang yang disembah atau sebagai junjungan (bahasa Melayu: Yang Dipertuan), berasal dari kata manembah artinya menyembah. Umumnya gelar Panembahan levelnya berada di bawah gelar Sultan (Raja Besar) dan berada diatas Pangeran.
Gelar Panembahan menandai posisi Senopati sebagai figur yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh rakyat Mataram, dengan kedudukan di atas gelar Pangeran namun di bawah gelar Sultan. Dengan demikian, kehadiran Senopati memberikan stabilitas yang lebih besar pada kerajaan Mataram, memperkuat posisinya sebagai kekuatan dominan di wilayah kekuasaanya. Babad Tanah Djawi melaporkan secara singkat tentang pengangkatan Senopati sebagai Panembahan setelah kemenangan telak atas Kerajaan Pajang:
“Seusai penobatan Pangeran Benowo sebagai sultan, Senapati pulang dan bertindak sebagai Sultan Mataram. Tetapi ia tidak dipanggil demikian; rakyat hanya menamakannya Panembahan Senapati.’’ Setelah itu dikisahkan pengangkatan para anggota keluarganya.
Sumber lain menurut Serat Kandha, setelah pulang dari upacara penobatan Pangeran Benowo sebagai Sultan Pajang, Senopati tiba di istana Mataram di Kotagede tepat pada hari kedelapan. Rakyat Mataram bersama-sama mengangkat Senopati sebagai Panembahan di paseban, sebuah upacara yang dihadiri oleh seluruh anggota keluarganya serta Ki Juru Martani, patih pertama Kerajaan Mataram Islam.
Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 1587. Hal ini menunjukkan pengakuan dan penghormatan yang luar biasa terhadap kontribusi Senopati dalam memperluas dan mengukuhkan kekuasaan Mataram Islam.
Sesuai tradisi kerajaan Jawa, pengangkatan Senopati sebagai Panembahan diiringi dengan kenaikan pangkat bagi anggota keluarga dan para pembantunya...