Jejak Kerajaan Majapahit: Sejarah Megah Candi Boyolangu dan Gayatri Rajapatni
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
06 - May - 2024, 01:42
JATIMTIMES - Saat senja mulai merayap di langit, suasana di perkampungan sekitar Candi Boyolangu berubah menjadi tenang dan memesona. Cahaya kuning keemasan menyelinap di antara celah-celah rumah-rumah padat yang terletak di pinggiran candi, menciptakan siluet yang dramatis di sepanjang lorong sempit. Di kejauhan, suara gemericik air dari sumur-sumur tradisional menambah kesan damai di sekitar lingkungan yang tenang ini.
Sementara itu, aktivitas masyarakat setempat juga turut meramaikan suasana sore itu. Sebagian dari mereka terlihat sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, seperti menyelesaikan pekerjaan pertanian atau memperbaiki peralatan rumah tangga. Beberapa anak-anak riang gembira bermain di halaman-halaman rumah, mengejar bola bambu atau sekadar bermain layang-layang di angkasa yang tenang.
Baca Juga : Viral, Konser Berkedok Running di Mojokerto Bikin Pelari Tak Bisa Capai Finish
Di sudut-sudut tersembunyi, terlihat pula sekelompok ibu-ibu yang berkumpul di bawah pohon rindang, sambil mengobrol ringan dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka. Suasana kehangatan dan kebersamaan terasa begitu kental di antara mereka, menciptakan ikatan sosial yang erat di tengah-tengah keindahan alam yang memukau.
Seiring matahari semakin tenggelam ke ufuk barat, lampu-lampu kecil mulai dinyalakan di sepanjang lorong-lorong sempit, menyinari jalanan dan memancarkan cahaya lembut ke sekitar candi. Suasana magis ini membawa kesan kedamaian dan keindahan yang abadi, mengundang siapa pun yang mengunjungi perkampungan ini untuk merasakan kedamaian yang mendalam di dalam hati mereka.
Sementara suasana sore melambai dengan kehangatan di perkampungan sekitar Candi Boyolangu, di dalam tembok candi yang bersejarah, seorang juru rawat candi tengah sibuk dengan serangkaian aktivitas untuk menjaga kebersihan dan kesakralan tempat tersebut. Dengan langkah hati-hati, ia memasuki ruang candi utama yang dihiasi oleh arca-arca kuno dan relief-relief yang menceritakan kisah masa lalu.
Dengan tekun, juru rawat candi mulai membersihkan debu dan kotoran yang menempel di permukaan batu candi, memastikan keindahan dan keanggunan arsitektur klasik tetap terjaga. Ia menggunakan sapu dan kain lembut dengan gerakan hati-hati, seolah-olah merawat sebuah pusaka berharga yang tak ternilai harganya...