Risiko Menangis Saat Lahiran Menurut Para Ahli yang Jarang Diketahui Ibu-ibu
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
02 - May - 2024, 03:55
JATIMTIMES - Saat melahirkan, bukan hal yang aneh jika seorang ibu menangis. Hal itu mereka lakukan untuk mengungkapkan rasa sakit, atau merasa frustrasi, kurang tidur, atau ketakutan dengan proses persalinan yang memakan waktu terlalu lama.
Rasa sakit yang mereka alami selama persalinan digambarkan seperti kram menstruasi yang ekstrem, kram yang kuat, tekanan yang hebat, gelombang yang sangat kuat mirip dengan kram diare, nyeri punggung yang parah atau bahkan rasa pegal, dan patah tulang.
Penyebab Ibu Menangis Saat Melahirkan
Baca Juga : 5 Kota dengan Pola Pengeluaran Rumah Tangga Tertinggi di Jawa Timur
Dilansir dari BMC Pregnancy Childbirth, ibu melahirkan seringnya mengungkapkan rasa sakit ketika persalinan melalui tangisan dan jeritan. Ekspresi seperti itu membantu perempuan dalam proses persalinan untuk mengatasi rasa sakitnya.
Dalam beberapa kesempatan, beberapa perempuan mengabaikan nyeri persalinan dan bersikap tabah.
Ibu yang menangis saat melahirkan mungkin mengalami pemicu dari masa lalu yang membuatnya emosional. Dan terkadang tangisan saat melahirkan bermanfaat serta menyembuhkan. Karena itu, penting untuk mencari dukungan dari pasangan, doula, atau seseorang di tim pendukung persalinan.
"Misalnya saja jika seorang ibu tidak lagi menangis atau berteriak, ada kemungkinan kontraksi tidak lagi terjadi atau intensitasnya berkurang,” kata Abimbola Adedigba, Koordinator Pelayanan Kesehatan Primer, Ibadan North West.
Bidan yang berpengalaman dapat mendeteksi perubahan pada vokalisasi perempuan selama persalinan, misalnya perbedaan antara suara.
Namun, Profesor Adetunji Adeniji, konsultan kebidanan dan ginekologi di Ladoke Akintola University of Technology (LAUTECH) mengatakan, berteriak atau menangis sebagai salah satu bentuk pereda nyeri persalinan yang alami bagi sebagian perempuan bersifat psikologis.
"Ketika mereka menyimpan sesuatu yang menyakitkan, hal itu cenderung lebih menyakitkan daripada ketika hal itu diungkapkan. Bagi mereka yang berteriak, menangis atau mengerang, ini adalah cara untuk menghilangkan stres yang disebabkan oleh rasa sakit. Ini meringankan emosi mereka," kata Profesor Adeniji.
Meskipun demikian, Profesor Adeniji menyatakan ketika seorang ibu mengalami rasa sakit, salah satu hal yang dokter anjurkan untuk menghilangkan rasa sakit adalah dengan menarik dan membuang napas. Jika berteriak-teriak, akan melewatkan latihan menarik dan membuang napas.
“Untuk dukungan psikologis yang sama, perempuan yang memiliki pendamping, misalnya dari kerabat dekat, termasuk suami saat melahirkan juga memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memiliki dukungan tersebut...