Ramadan Usai Semangat Ibadah Mulai Kendor? Segera Lakukan 3 Hal ini
Reporter
Mutmainah J
Editor
Dede Nana
15 - Apr - 2024, 10:43
JATIMTIMES - Selama Ramadan, kita terbiasa dengan pola ibadah yang intensif, seperti berpuasa sepanjang hari, memperbanyak ibadah malam, dan meningkatkan amal ibadah lainnya.
Setelah Ramadan berakhir, seringkali kita merasa semangat ibadah mulai kendor. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah perubahan dalam rutinitas sehari-hari, dimana kita harus kembali ke rutinitas normal yang mungkin lebih sibuk dan tidak fokus pada ibadah. Saat sudah mulai fokus pada aktivitas dunia, kita perlahan sudah mulai terjebak dalam kesibukan dunia yang mengalihkan perhatian dari ibadah.
Baca Juga : Dirujak Netizen, Ivan Gunawan Minta Maaf usai Candaannya Soal Pelecehan Seksual Saipul Jamil Viral
Agar tidak terjebak dalam kesibukan dunia dan tetap bisa beribadah, kamu perlu untuk mencari cara agar semangat ibadah Ramadan kembali membara dalam diri kamu. Mengutip Bincangmuslimah.com, berikut ini beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk memelihara semangat ibadah setelah bulan Ramadan berakhir:
1. Melakukan muhasabah dan tafakur yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri serta merenungi jawabannya. Seperti pertanyaan tentang, “Apa yang menjadikan kita semangat beribadah di bulan Ramadhan? Apakah pasca Ramadhan, kita kembali seperti sedia kala dengan semangat ibadah seadanya? Apakah kita hanya ingin mendapatkan pahala di bulan Ramadan dan tidak setelahnya?”
Pertanyaan-pertanyaan introspektif seperti di atas dapat berguna untuk mengevaluasi diri dan dengan hal itu bisa memotivasi kita untuk meningkatkan ibadah pada hari-hari selanjutnya.
Selain itu tafakur yang diartikan merenung diri sejenak, memungkinkan seseorang untuk lebih memahami aspek-aspek mendalam dari ajaran agama dan mengeksplorasi dimensi spiritual yang mendalam.
Misalnya, kita bisa merenungi perkataan Imam asy-Syibli yang dinukil oleh Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Kitab Lathaif al-Ma’arif, “Jadilah kamu hamba Rabbani dan janganlah kamu menjadi hamba Ramadani.”
Dari kalam tersebut kita tersadarkan bahwa sebagaimana kita membutuhkan dan mengharapkan rahmat Allah di bulan Ramadhan, bukankah kita juga tetap membutuhkan dan mengharapkan rahmat Allah yang Maha pengasih, pendidik, dan mengayomi (Rabb) pada bulan-bulan lainnya.
Untuk mendapatkan karunia dan rahmat tersebut, tentu harus melakukan amal saleh yang istiqamah bukan? Dengan begitu Allah akan iba dan mengasihi kita sebab kesungguhan yang kita lakukan dalam beribadah kepadaNya...