BMKG Sebut Wilayah Laut Jawa Utara Jatim Masuk Kawasan Rawan Gempa
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
24 - Mar - 2024, 01:09
JATIMTIMES - Gempa bumi dangkal yang terjadi di Pulau Bawean, Jawa Timur pada Jumat (22/3) masih menjadi perhatian publik. Pasalnya rangkaian gempa susulan hingga Sabtu (23/3) pukul 12.00 tercatat sebanyak 167 kali.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono mengatakan bahwa wilayah Laut Jawa Utara Jawa Timur merupakan kawasan rawan gempa. Hal tersebut didasarkan pada kondisi tektonik, sejarah gempa, dan aktivitas gempa terkini.
Baca Juga : 24 Maret, Hujan Diprediksi Turun Merata di Wilayah Jatim
Dia pun meyakini bahwa gempa di Laut Jawa Utara Jatim bisa terulang kembali di masa mendatang.
"Mengingat aktivitas gempa memiliki periode ulang, maka gempa kuat yang pernah terjadi pada masa lalu baik di Laut Jawa Utara Jawa Timur sangat mungkin dapat terjadi lagi di masa yang akan datang," jelas Daryono, dikutip dari akun X pribadinya, Minggu (24/3).
Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat yang dekat dengan kawasan gempa Laut Jawa Utara Jatim membangun rumah tahan gempa. Termasuk memberikan edukasi masyarakat agar aman dari gempa.
"Mitigasi struktural yaitu upaya membangun bangunan tahan gempa dengan struktur kuat dan mitigasi non struktural dengan melakukan edukasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan," tegas Daryono.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Daryono menyebut jika gempa susulan yang terjadi di Bawean adalah sesuatu yang lazim terjadi pasca gempa yang kuat.
"Bukan untuk ditakuti. Banyaknya gempa susulan hanya sekedar gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi. Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan sehingga kita jadi tau aktivitas gempa akan segera berakhir," ungkapnya.
Lebih lanjut, Daryono mengungkap alasan gempa Bawean banyak susulanya. Hal ini terjadi lantaran karakter gempa kerak dangkal ini berada di batuan kerak permukaan. Di mana jenis batuannya adalah heterogen, sehingga canderung rapuh (brittle) mudah patah.
"Berbeda dengan gempa kerak samudra yang batuan homogen-elastik (ductile) miskin gempa susulan bahkan tanpa (gempa) susulan," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, hasil monitoring Gempa Bawean oleh BMKG hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 167 kali gempa. Dengan frekunsi kejadian yang semakin jarang.
"Jika kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali gempa, data terkini menunjukkan 1 jam hanya 3 gempa...