Resmikan Gedung Dormitory dan ITC UIN Malang, Menag Apresiasi Proyek Pembangunan Cepat dan Rapi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
26 - Jan - 2024, 08:51
JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang meresmikan Gedung Dormitory dan ITC (Islamic Tutorial Center), Jumat (26/1/2024).
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, didampingi Dirjen Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani, Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr HM Zainuddin MA dan sejumlah pejabat meresmikan langsung Gedung Dormitory dan ITC dengan simbolis pemotongan pita.
Baca Juga : Komunitas Ulama Rejo Semut Ireng Targetkan Prabowo-Gibran Menang di Kandang Banteng, Ini yang Dilakukan
Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan bahwa Gedung Dormitory dan ITC yang dibangun UIN Maliki Malang sangatlah strategis. Terlebih, pembangunannya cukup cepat dan menyisakan waktu yang cukup lama dari deadline masa pembangunan.

"Luar biasa masih ada waktu 190 hari masa pekerjaan. Dan pekerjaan rapi," kata Menteri Agama.
Untuk itu, dengan pekerjaan dan pembangunan yang bagus dan menyisakan waktu yang cukup lama ini, pihaknya berharap dapat menjadi contoh untuk proyek-proyek pembangunan lain di lingkungan Kementerian Agama, utamanya di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Adanya Ma'had di PTKIN ini, khususnya di UIN Maliki Malang, tentunya akan membuat iri perguruan tinggi umum lainnya. Seperti diketahui bahwa bangsa ini banyak mendapatkan cobaan dari kelompok-kelompok tertentu yang ingin memecah belah bangsa maupun radikalisme.

Adanya Ma'had ini dapat menjadi benteng atau vaksin untuk dapat menangkal gangguan-gangguan tersebut. Adanya Ma'had mendorong pembentukan karakter dan akhlak yang baik bagi para mahasiswa.
"Salah satu cara menangkal gangguan tersebut ya dengan Ma'had ini. Kampus lain yang nggak punya akan iri. Meskipun mereka bisa buat, tapi belum tentu bisa dalam pengelolaan," katanya.
Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr HM Zainuddin MA, mengatakan, bahwa dalam pembangunan kampus 3 dibangun dengan desain lafadz basmalah (Bismillahirrahmanirrahim). Tahap pertama yang dibangun saat ini adalah lafadz Ar-Rahim, dengan biaya dari SFD senilai USD 54.671.000 dan dana pendamping proyek dari Pemerintah Indonesia sebesar USD 9.320.000 .