Demo Pelipat Surat Suara, Koordinator Petugas Sortir Anggap Ada Kesalahpahaman
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
21 - Jan - 2024, 01:36
JATIMTIMES - Koordinator Petugas Sortir dan Pelipat Surat Suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Kabupaten Malang Supriadi, mengaku unjuk rasa yang dilakukan anak buahnya hanyalah karena kesalahpahaman. Berbeda dengan tuntutan para aksi massa, Supriadi menyebut tidak ada permasalahan terkait upah yang diberikan kepada petugas sortir dan pelipat surat suara di Kabupaten Malang.
"Itu kesalahpahaman dan miskomunikasi, sebenarnya kalau harga (upah) itu tidak ada permasalahan," ungkapnya saat ditemui di lokasi unjuk rasa yang berlokasi di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (20/1/2024).
Baca Juga : Negosiasi Upah Petugas Sortir dan Pelipat Surat Suara di Kabupaten Malang Berjalan Alot
Supriadi menyebut kesalahpahaman dan miskomunikasi tersebut terjadi bukan karena unsur kesengajaan. "Memang namanya manusia itu tidak luput dengan kesalahan," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan, sekitar 900 petugas sortir dan pelipat surat suara Pemilu 2024 menggelar unjuk rasa di kediaman Supriadi selaku Koordinator Petugas Sortir dan Pelipat Surat Suara Pemilu 2024 yang berlokasi di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (20/1/2024).
Ratusan massa tersebut menggelar demo lantaran merasa upah yang mereka terima tidak sesuai dengan ketentuan. Di mana, upah yang seharusnya dibayarkan perlembar, justru dibayar per kotak karton.
Kebijakan tersebut dinilai oleh ratusan aksi massa dilakukan secara sepihak. Pasalnya, dari ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Malang, upah yang dibayarkan seharusnya berkisar antara Rp 200 hingga Rp 300 perlembar.
Alhasil, kebijakan tersebut dipandang merugikan petugas sortir dan pelipat surat suara. Terlebih, perkotak berisi antara 500 hingga 2.000 surat suara yang terdiri dari DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Malang, DPD, hingga Pemilihan Presiden (Pilpres).
Sementara itu, hingga Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIB para ratusan aksi massa masih memadati kediaman koordinator sortir dan pelipat surat suara Pemilu 2024, untuk menuntut hak mereka. "Jadi diantara pekerja dan pihak pemenang tender itu tadi ada miskomunikasi. Pada titik akhirnya, alhamdulillah semua itu ada kesepakatan dan berjalan lancar sesuai dengan harapan kita bersama. Terutama dari KPU Kabupaten Malang," bebernya...