Houthi Yaman Ngamuk, AS Peringatkan Kapal Agar Menjauh dari Laut Merah
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
13 - Jan - 2024, 01:25
JATIMTIMES - Angkatan Laut Amerika memperingatkan kapal-kapal berbendera Amerika untuk menghindari daerah sekitar Yaman di Laut Merah dan Teluk Aden selama 72 jam ke depan, sejak Jumat (12/1/2024). Peringatan itu disampaikan setelah Amerika dan Inggris melancarkan beberapa serangan udara yang menargetkan pemberontak Houthi.
Melansir laporan AP, Sabtu (13/1/2024), peringatan yang diperuntukkan kepada kapal pengirim barang AS tersebut muncul ketika kelompok Houthi di Yaman bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan yang dilakukan AS sebelumnya. Hal ini semakin meningkatkan kemungkinan konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza.
Baca Juga : Film Tamil Kontroversial Ditarik setelah Protes, Organisasi Hindu di India Angkat Suara
Pejabat militer AS dan Gedung Putih mengatakan mereka memperkirakan Houthi akan mencoba melakukan serangan balik. Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa kelompok tersebut dapat menghadapi serangan lebih lanjut.
Pengeboman yang dipimpin AS, diluncurkan sebagai respons terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal baru-baru ini terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Menurut kelompok Houthi, akibat serangan AS itu menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai enam lainnya.
Sementara itu, AS mengatakan serangan tersebut terjadi dalam dua gelombang, menyasar di 28 lokasi berbeda di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
“Kami akan memastikan bahwa kami merespons Houthi jika mereka melanjutkan perilaku keterlaluan ini bersama sekutu kami,” kata Biden kepada AP News saat singgah di Emmaus, Pennsylvania.
Ketika ditanya apakah dia yakin Houthi adalah kelompok teroris, Biden menjawab, “Saya rasa memang demikian".
Gedung Putih mengatakan pada bulan November bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menetapkan kembali Houthi sebagai organisasi teroris setelah mereka mulai menargetkan kapal-kapal sipil. Pemerintahan Biden secara resmi menghapus kelompok Houthi sebagai “organisasi teroris asing” dan “teroris global yang ditetapkan secara khusus” pada tahun 2021. Hal itu membatalkan langkah Presiden Donald Trump sebelumnya.
Letjen Douglas Sims, direktur Staf Gabungan mengatakan bahwa serangan baru AS sebagian besar terjadi di daerah berpenduduk sedikit, dan jumlah korban tewas tidak akan banyak. Dia mengatakan serangan itu mengenai senjata, radar dan lokasi sasaran, termasuk di daerah pegunungan terpencil...