Netizen Ini Bandingkan Pemilu di Indonesia vs Jepang: Gak Ada Baliho Segede Gaban
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
11 - Jan - 2024, 09:40
JATIMTIMES - Unggahan seorang netizen membandingkan pemilu di Jepang dengan di Indonesia. Unggahan itu awalnya diposting oleh akun Instagram @diaryinjapan.
Dalam postingannya dijelaskan perbedaan yang paling mencolok di pemilu dua negara itu adalah di Jepang tidak ada baliho besar yang bertebaran di jalanan seperti di Indonesia. Sebab, pemerintah Jepang menyediakan papan secara khusus untuk ditempeli para politisi.
Baca Juga : Bhabinkamtibmas Polres Blitar Gelar Sosialisasi Anti-Bullying ke Siswa SD
"Pemilu Jepang nggak ada baliho segede gaban, apalagi paku-paku pohon. Gak boleh bagi-bagi sembako juga," menurut keterangan akun tersebut.
Menurut diaryinjapan, pemerintah Jepang menata dengan rapi wilayahnya agar tak dikotori oleh baliho-baliho yang bertebaran. Sehingga pihak pemerintah menyiapkan papan-papan berupa kotak berukuran sama, lalu tim sukses kandidat bisa menempelkan calonnya di papan tersebut.
"Kotak-kotak berukuran sama, nggak ada kandidat yang bisa menempel poster paling besar sendiri ataupun paling beda sendiri. Papan-papan ini tersebar di beberapa lokasi publik, nggak ada poster-poster dipaku di pohon atau pakai baliho sebesar lapangan bola," jelasnya.
Karena semua kandidat dijajar di satu papan, penduduknya pun bisa mengenali dan menilai kandidat sekaligus. Menurut akun tersebut, di pemukiman penduduk jarang ditemukan poster politisi.
"Paling 1 atau 2 saja dengan ukuran poster biasa, yang diletakkan dengan rapi," ujarnya.
Selain poster yang diatur secara rapi, pemerintah juga mengatur soal bujet kampanye. Jadi, politisi dilarang menggunakan uang kampanye melebihi batasan yang ditetapkan pemerintah. Tak hanya poster dan bujet, orasi juga diseragamkan oleh pemerintah.
"Aturan orasi pun diseragamkan. Para kandidat hanya boleh berorasi. Tidak boleh mengundang penyanyi, artis, dan tidak boleh juga bagi-bagi sembako," ungkapnya.
Di Jepang, kampanye yang diperbolehkan hanya ada dua jenis. Yakni menggunakan mobil dengan datang ke tempat publik. Kandidat dipersilakan memunculkan wajah lewat jendela mobil atau melambaikan tangan. "Suara orasi boleh disampaikan menggunakan pengeras suara. Namun demikian jadwal dan rute mobil kampanye keliling ini harus sesuai izin yang didapat," ujarnya.
Sementara itu, kampanye kedua yang diperbolehkan di Jepang adalah orasi di tempat publik seperti taman atau stasiun kereta...