Petilasan Moksa Sri Aji Jayabaya di Kediri: Magnet Spiritual dan Ramalan Jawa
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
05 - Dec - 2023, 03:54
JATIMTIMES -Jawa Timur, salah satu provinsi di Indonesia, dikenal tak hanya karena keindahan alamnya yang memesona, tetapi juga karena kekayaan warisan sejarah dan budaya yang memikat.
Di antara beragam situs bersejarah yang tersebar di Jawa Timur, terdapat sebuah petilasan yang menjadi saksi bisu dari masa lalu yang penuh misteri, yaitu Petilasan Raja Jayabaya di Kediri.
Baca Juga : Wilayah Jatim Ini Berpotensi Alami Hujan Lebat hingga 10 Desember
Dalam reruntuhan dan rerongga sejarah Jawa Timur, terdapat cerita-cerita yang terpatri dalam tiap batu dan reruntuhan. Namun, di tengah gemerlap perkotaan Kediri, Desa Menang menjadi rumah bagi petilasan yang menjadi saksi bisu peradaban masa lalu. Petilasan ini, yang dikenal sebagai tempat moksa atau pamoksaan Sri Aji Jayabaya, menawarkan warisan sejarah yang kaya akan spiritualitas, ramalan, dan kebijaksanaan masa lalu.
Sri Aji Jayabaya, yang memerintah pada abad ke-12, bukan hanya seorang raja yang menguasai Kerajaan Kediri pada masa keemasannya, tetapi juga seorang peramal yang ramalannya tertulis dalam bentuk kakawin Jawa, Kitab Musarar. Cerita tentang Jayabaya dan ramalannya yang mendalam telah melegenda hingga saat ini. Ramalannya yang dianggap memiliki ketepatan dan relevansi yang kuat membuatnya dijuluki sebagai Nostradamus versi Jawa.
Petilasan ini bukan hanya sekadar situs bersejarah. Ia adalah suatu kompleks yang memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat Jawa Timur dan peziarah dari berbagai penjuru. Terletak sekitar delapan kilometer di utara pusat Kota Kediri, petilasan ini menjadi daya tarik bagi ribuan peziarah setiap tahunnya, tidak hanya dari Jawa Timur tetapi juga dari luar provinsi hingga kota-kota besar seperti Jakarta.
Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa, yang dikenal juga sebagai Prabu Sri Aji Jayabaya, adalah sosok yang tak terlupakan dalam sejarah Kerajaan Panjalu atau Kediri. Menurut perkiraan sejarah, Prabu Jayabaya memerintah sekitar tahun 1135-1157.
Ia adalah putra dari Raden Panji dari Kerajaan Jenggala dan Putri Sekartaji dari Daha. Masa pemerintahannya diwarnai oleh kegemilangan Kerajaan Kediri dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, dan seni. Saat itu, karya-karya besar seperti Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.
Namun, kepopuleran Jayabaya lebih terkenal sebagai seorang peramal. Ramalannya tertulis dalam kakawin atau tembang Jawa...