Jelang Survei Kesehatan Balita, Bappeda Kota Kediri Gelar Sosialisasi
Reporter
Bambang Setioko
Editor
A Yahya
24 - Nov - 2023, 07:52
JATIMTIMES - Guna menyusun database dan profil balita stunting di Kota Kediri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) akan melakukan survei kesehatan balita dengan menggandeng kader kilisuci. Sebagai langkah awal, kemarin (23/11) Bappeda mengundang Puskesmas, Kelurahan, Kecamatan dan beberapa OPD terkait untuk mengikuti sosialisasi di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri.
Sekretaris Bappeda Kota Kediri, Herry Krismono yang memimpin jalannya sosialisasi mengatakan bahwa stunting merupakan salah satu program nasional yang menjadi konsen dari Presiden Joko Widodo selain masalah penanggulangan kemiskinan ekstrim. Agar kasus stunting di Kota Kediri dapat terpantau dan tertangani dengan tepat, Bappeda akan mengadakan kegiatan survey untuk kesehatan balita pada 29 November hingga 10 Desember mendatang.
"Kita akan melakukan survey pada balita-balita di Kota Kediri yang terindikasi stunting dan sudah stunting yang totalnya ada 2.033 balita,"ujarnya.
Baca Juga : Moreno Soeprapto dan Mantan Wakil Wali Kota Pimpin TKD Prabowo-Gibran di Kota Malang
Dalam melakukan survey tersebut, Bappeda meminta Puskesmas untuk menentukan 210 kader Kilisuci sebagai surveyor, dimana masing-masing surveyor melakukan survey pada 10 balita di wilayahnya. Para surveyor yang dipilih tersebut, sebelum terjun ke lapangan akan diberikan sosialisasi dan pengarahan pada Senin dan Selasa (27-28 November 2023) yang kemudian akan langsung melakukan survey pada Rabu, 29 November.
Krismono juga menjelaskan, bahwa berdasarkan e-PPGBM, jumlah kasus stunting di Kota Kediri pada Agustus 2022 ada sejumlah 941 balita & Juni 2023 mengalami penurunan sebanyak 163 balita menjadi 778 balita, "Namun jumlah data yang terekam tersebut hanya data balita yang berkunjung ke Posyandu setiap bulannya. Balita yang tidak berkunjung ke posyandu tidak akan terekam,"ungkapnya.
"Kalau kita hitung ada sejumlah kenaikan atau perkembangan sebanyak 100% yang belum terpantau. Pembengkakan data itu, disebabkan data yang berhubungan dengan balita yang belum terpantau perkembangannya," imbuhnya...