Konsep Bangunan Apung Atasi Perubahan Iklim
Reporter
Ghiska Ayu
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
23 - Nov - 2023, 01:54
JATIMTIMES - Dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, konsep arsitektur bangunan apung muncul sebagai solusi inovatif untuk mengadaptasi diri terhadap kenaikan permukaan laut dan ancaman banjir yang semakin nyata.
Perubahan iklim telah menjadi tantangan serius bagi kelangsungan hidup Bumi. Salah satu dampak nyata yang sudah terjadi adalah kenaikan permukaan laut dengan laju yang semakin cepat. Menurut perkiraan, garis pantai di Amerika Serikat bisa mengalami kenaikan antara 10 hingga 12 inci pada tahun 2050.
Baca Juga : Bangsa Romawi Kuno Gunakan Urine sebagai Pemutih Gigi
Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB telah memperingatkan bahwa komunitas dan negara-negara tertentu bisa menghilang dalam beberapa dekade mendatang, terutama bagi sekitar 900 juta orang yang tinggal di zona pesisir rendah.
Banjir yang merusak telah melanda banyak komunitas rentan, dan sebagai respons terhadap perubahan ini, arsitek-arsitek telah menciptakan solusi inovatif: bangunan apung. Konsep ini mengubah paradigma pembangunan dari menahan air menjadi hidup bersama air dan bahkan di atas air.
Salah satu solusi yang menarik adalah ide pembangunan kota terapung yang "tahan iklim." Proyek-proyek ini, termasuk pemukiman samudra yang ambisius di Korea Selatan dan kota terapung yang mampu menampung 20.000 orang di Maladewa, telah mencuri perhatian global.
Namun, konsep bangunan apung juga telah diimplementasikan dalam proyek-proyek yang sudah berjalan, dari Lagos hingga Rotterdam, menunjukkan bahwa kehidupan di atas air bukanlah mimpi belaka, melainkan solusi yang dapat ditingkatkan dan diadopsi lebih luas.
Dalam konteks ini, NLÉ, sebuah praktik arsitektur yang dipimpin oleh Kunlé Adeyemi, telah memainkan peran penting dalam penelitian dan pengembangan arsitektur terapung. Proyek paviliun terapung yang berasal dari proyek Makoko Floating School di Lagos, Nigeria, menjadi percontohan bagaimana bangunan-bangunan dapat diadaptasi untuk menghadapi perubahan iklim ini.
Meskipun proyek sekolah ini runtuh beberapa tahun kemudian, NLÉ melanjutkan eksperimennya dan mengembangkan Makoko Floating System (MFS), struktur kayu berkelanjutan yang dapat dipasang dan dilepas dengan cepat, serta memenuhi standar bangunan Eropa...