Gaza Semakin Gelap, Satu-satunya Pembangkit Listrik Kehabisan Bahan Bakar dan Akses Bantuan Ditutup
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
12 - Oct - 2023, 01:41
JATIMTIMES - Penderitaan warga Palestina semakin pedih. Pasalnya Israel terus mengebom dan menghancurkan lingkungan sekitar Gaza. Kemudian satu-satunya pembangkit listrik di Gaza kehabisan bahan bakar. Dan akses bantuan ke Gaza ditutup.
Melansir laporan AP News, Kamis (12/10/2023) PBB mengatakan 260.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Gaza, sebagian besar memadati sekolah-sekolah PBB. Pihak lain menyebut jika jumlah lingkungan yang aman di Gaza menyusut.
Baca Juga : Fokus Kendalikan Inflasi, Pemkot Malang Siapkan 11 Upaya Strategis
Setelah malam tiba, warga Palestina berada dalam kegelapan pekat di sebagian besar Kota Gaza. Pasalnya satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut kehabisan bahan bakar dan ditutup. Hanya beberapa lampu dari genset swasta yang masih menyala.
Apalagi, sejak Senin (9/11/2023) Israel menghentikan masuknya makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan ke Gaza. Satu-satunya penyeberangan yang tersisa dari Mesir ditutup pada Selasa (10/11/2023) setelah serangan udara terjadi di dekatnya.
Menurut Matthias Kannes, seorang pejabat dokter yang berbasis di Gaza, Al Shifa sebagai rumah sakit terbesar di Jalur Gaza hanya memiliki bahan bakar yang cukup untuk menyalakan listrik selama tiga hari. Kelompok itu mengatakan dua rumah sakit yang dikelolanya di Gaza kehabisan peralatan bedah, antibiotik, bahan bakar, dan persediaan lainnya.
Ghassan Abu Sitta, seorang ahli bedah rekonstruksi di al-Shifa, mengatakan ada 50 pasien yang menunggu untuk dibawa ke ruang operasi.
“Kita sudah melampaui kapasitas sistem untuk mengatasinya. Sistem kesehatan memiliki sisa waktu seminggu sebelum sistem tersebut runtuh, bukan hanya karena solar. Semua persediaan hampir habis," katanya.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan generator rumah sakit lain akan habis dalam lima hari. Bangunan tempat tinggal, yang tidak mampu menyimpan bahan bakar diesel sebanyak itu, kemungkinan besar Gaza akan gelap gulita lebih cepat.
Menurut seorang pejabat keamanan Mesir, pihaknya dan kelompok internasional telah menyiapkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bantuan tersebut terdiri penuh dengan bahan bakar dan makanan sejak Rabu (11/10/2023) di sisi penyeberangan Rafah di Mesir. Namun tidak dapat memasuki Gaza...