Alas Mentaok Dibabat Jadi Kota, Rakyat Mataram Hidup Makmur Bersama Ki Ageng Pamanahan
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
18 - Sep - 2023, 02:44
JATIMTIMES- Alas Mentaok yang baru seumur jagung dibabat itu tak butuh waktu lama menjadi sebuah desa yang ramai. Desa yang lambat laun semakin besar itu kemudian menjadi sebuah desa bernama Mataram dengan ibukotanya di Kotagede.
Ki Gedhe Mataram (Ki Ageng Pamanahan) adalah tokoh yang jadi “wali kota” pertama Kotagede di bawah kekuasaan Kesultanan Pajang.
Baca Juga : Ternyata Ada Punden Keramat di Tengah Lapangan Golf Ciputra Surabaya
Mentaok adalah hutan yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Lokasi hutan Mentaok membentang dari timur laut hingga tenggara Kota Yogyakarta saat ini, diperkirakan mulai dari daerah Purwomartani di Sleman, daerah Banguntapan di Bantul, hingga Kotagede di Kota Yogyakarta.
Pada zaman dahulu, hutan Mentaok merupakan wilayah bekas Kerajaan Mataram Kuno, kerajaan beragama Hindu-Buddha yang menguasai wilayah Jawa Tengah bagian selatan pada abad 8 hingga abad 10.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan sebuah kerajaan agraris yang berkembang melakukan perdagangan di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo. Kerajaan Mataram Kuno atau dikenal dengan Bhumi Mataram berdiri pada abad ke-8 sampai abad ke-11. Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya dari Wangsa Sanjaya.
Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno kemudian dikenal terbagi menjadi dua dinasti atau wangsa yaitu Wangsa Sanjaya yang bercorak Hindu dan Wangsa Syailendra yang bercorak Buddha. Kedua wangsa kemudian disatukan dengan berlangsungnya pernikahan antara Rakai Pikatan dengan Pramodawardhani.
Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah kemudian membuat Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa timur pada tahun 928. Selain kemunduran, alasan perpindahan ini diduga akibat letusan Gunung Merapi dan mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Mataram Kuno memiliki beberapa peninggalan. Diantaranya Candi Gedong Songo, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan Candi Sambisari. Ada juga peninggalan berupa karya sastra diantaranya Kitab Arjunawiwaha yang ditulis Mpu Kanwa, serta Kitab Bharatayudha, Hariwangsa, dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Sumber sejarah Kerajaan Mataram Kuno antara lain Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung dan Prasasti Klurak.
Di Jawa Timur, Kerajaan Mataram Kuno berganti nama menjadi Kerajaan Medang Kamulan...