Pantangan Bulan Suro di Tulungagung: Pesta hingga Bicara Tidak Baik
Reporter
Anang Basso
Editor
Dede Nana
24 - Jul - 2023, 02:25
JATIMTIMES - Bulan Suro selain dimanfaatkan untuk menggelar berbagai ritual ternyata juga mempunya pantangan yang diyakini akan mendatangkan bala jika dilanggar. Di Tulungagung misalnya, pada suro atau Muharram ini tak ada orang punya gawe atau hajat sejak dari nenek moyang hingga saat ini.
"Setelah bulan Syawal dan Selo banyak orang punya hajat, pada bulan ini (Suro) sudah sepi. Namun, ada jagong kedatangan jamaah haji," kata Yaqin (38), warga di Kecamatan Boyolangu, Minggu (23/7/2023).
Baca Juga : Viral Guru Besar UIN Pekalongan Sebut Panji Gumilang Pantas Jadi Presiden, Netizen: Mereka Satu Aliran
Suseno Hadi, salah satu tokoh masyarakat juga menerangkan jika bulan Suro ada pantangan di luar punya hajat baik pernikahan, khitanan atau syukuran lain. "Kecuali tasyakuran haji, orang Tulungagung punya khas becekan atau hajatan (pesta) dengan tradisi luhurnnya. Misalnya, hajatan ini perlu mencari hari baik, kenduri dan mempersiapkan sajen dan sejenisnya. Maka di bulan Suro, sejak nenek moyang kita dulu memang dilarang," ucapnya.
Selain itu, sebagai orang Jawa, kebanyakan masyarakat Tulungagung juga selalu pesan pada keluarga bahwa tidak baik atau dilarang bepergian jauh. "Ora oleh lungan (tidak boleh bepergian) jika tidak ada kepentingan," jelasnya.
Larangan lain adalah membuat atau mendirikan atau pindah rumah di bulan ini. "Membuat rumah di bulan Suro juga pantangan, demikian halnya boyongan atau pindahan," ungkapnya.
Orang tua dulu selalu ngekeng atau menahan berucap tidak baik saat bulan Suro. Menurut Suseno, jika ucapan tidak baik ini dilakukan dan mengarah pada sumpah serapah pada seseorang, maka diyakini akan di kabulkan oleh sang pencipta.
Baca Juga : Asmaranala Kali Brantas, Desa Minggirsari Blitar Ajak Indonesia Berpesta Budaya
"Jadi menahan bicara tidak baik di bulan keramat ini maksudnya agar ucapan yang keluar tidak menjadi doa buruk...