Serat Garwa Kancana : Doktrin Mistis Ratu Mas Blitar untuk Pakubuwono II yang Berkawan dengan Kompeni
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
07 - Jun - 2023, 11:50
JATIMTIMES - Ratu Mas Blitar tercatat sebagai Bupati Madiun perempuan kedua dalam sejarah setelah leluhurnya Retno Dumilah. Sayang, kiprah sang ratu di bumi Madiun itu kurang begitu terkenal. Namanya jauh lebih mentereng di Keraton Mataram dengan sebutan yang berbeda, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono.
Ya, Ratu Mas Blitar yang juga dikenal sebagai Raden Ayu Puger dan kemudian bergelar Ratu Pakubuwono, cukup berpengaruh di lingkungan Keraton Kartasura pada awal hingga pertengahan abad ke-18. Ratu Mas Blitar merupakan seorang bangsawan Jawa terhormat yang kelak menurunkan raja-raja di Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran dan Pakualaman. Ratu Mas Blitar juga pernah menjabat singkat sebagai Bupati Madiun (1703-1704), jabatan ini hanya seumur jagung karena suami sang ratu yakni Pangeran Puger menjadi raja di Kartasura dengan gelar Pakubuwono I.
Baca Juga : Maksimalkan Pelayanan Informasi Publik, Wali Kota Blitar Launching Aplikasi DIOPEN
Dari perkawinannya dengan Pakubuwono I, Ratu Mas Blitar memiliki beberapa putra. Putra yang paling menonjol adalah Sunan Amangkurat IV yang menjadi penerus tahta Kasultanan Mataram. Sunan Amangkurat IV memiliki putra-putra yang kemudian menjadi penerus dinasti Mataram Islam yakni Sunan Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kasultanan Yogyakarta, aktor Perjanjian Giyanti).
Dari jalur silsilah ini kelak juga lahir Sunan Pakubuwono III (putra Pakubuwono II, aktor Perjanjian Giyanti, pendiri Kasunanan Surakarta), Raden Mas Said (kelak bergelar Mangkunegara I, pendiri Kadipaten Mangkunegaran) dan Pangeran Notokusumo (kelak bergelar Pakualam I, pendiri Kadipaten Pakualaman, putra Sultan HB I). Para raja-raja ini kemudian melahirkan penerus kepemimpinan Jawa yang bisa kita saksikan hingga saat ini di Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran dan Pakualaman.
Selain melahirkan generasi emas Dinasti Mataram, pengaruh Ratu Pakubuwono merambah berbagai lini hingga lingkup spiritual dan sastra. Ratu yang dikenal sebagai ahli ilmu ghoib ini juga mungkin adalah satu-satunya sufi perempuan Indonesia yang diketahui menulis dan menyalin karya-karya sufistik Jawa seperti sufi lainya...