Pimpin Apel, Gubernur Khofifah: 4 Tahun Jatim Konsisten Berhasil Turunkan Karhutla
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Dede Nana
07 - Jun - 2023, 09:49
JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Apel Siaga Gabungan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)Tingkat Provinsi Jawa Timur, yang dilaksanakan di Lapangan Kaliandra Resort, Kabupaten Pasuruan, Rabu (7/6/2023).
Apel ini dilakukan sebagai bentuk membangun kesiapan dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jawa Timur 2023. Utamanya untuk memastikan kesiapsiagaan personel, peralatan, sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga : Ratusan Bikers Honda Ramaikan Jamnas Federasi Supra Indonesia
“Ada tim dari kehutanan, ada polisi hutan, ada pengelola Taman Nasional, cukup banyak di Jawa Timur. Kemudian ada relawan, ada BPBD, ada BNPB tentu dikuatkan Pemkab/ Pemkot. Tim ini menjadi penting untuk di konsolidasikan agar terbangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara seksama,” ujar Khofifah.
Berdasarkan data laporan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dalam jangka waktu 4 (empat) tahun terakhir kebakaran hutan di Jawa Timur menunjukkan tren penurunan.
Di mana, 2019 seluas 7.550,09 Ha atau 0,55 %, tahun 2020 seluas 940,14 Ha atau 0,07 %, tahun 2021 seluas 466,95 Ha atau 0,034 % dan tahun 2022 seluas 390,50 Ha atau 0,028 % dari luas kawasan hutan di Jawa Timur.
“Kita ingin penurunan ini terus berlanjut. Sehingga butuh komitmen bersama untuk menjaga hutan dan lahan kita. Termasuk di dalamnya bagaimana pengendalian kebakaran hutan dan lahan di area terdekat yang bisa kita lakukan,“ ujar Khofifah.
Meski dalam empat tahun terakhir mengalami tren penurunan, namun dirinya menyampaikan, setiap kebakaran hutan dan lahan berdampak pada ekosistem keanekaragaman hayati dan meningkatnya potensi bencana alam akibat Karhutla seperti banjir, longsor dan sebagainya.
“Kita tidak boleh melihat kecilnya area kebakaran hutan dan lahan. Karena setiap kebakaran hutan dan lahan, berpotensi kemungkinan ada keragaman hayati yang terdampak. Jadi kalau itu kemudian keragaman hayati mengalami kepunahan, itu tidak bisa dihitung dengan setara finansial berapapun,” jelas Khofifah.
Oleh karena itu, menurutnya, langkah-langkah antisipasi dan mitigasi dengan mengkonsolidasikan berbagai kekuatan menjadi bagian penting, baik basis kabupaten/kota maupun basis desa terdekat dengan area yang dimitigasi.
“Misal Kota Batu ini sudah mulai ada kebakaran di Panderman...