Dirjampelkes BPJS Kesehatan Tekankan Kolaborasi untuk Tingkatkan Layanan Kesehatan
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Yunan Helmy
10 - Mar - 2023, 03:47
JATIMTIMES - Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati menekankan kepada seluruh tenaga stakeholder terkait agar terus memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia, utamanya berkaitan dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.
Hal itu disampaikan Lily ketika menjadi narasumber dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional Dari Misi Menjadi Aksi "Penguatan Layanan Kesehatan" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) bersama BPJS Kesehatan, Kamis (9/3/2023).
Baca Juga : Operasi Pasar Murah Diskumperindag Kota Batu Sasar Warga Desa Giripurno
"Dibutuhkan kolaborasi untuk menjaga kesinambungan Program JKN dan untuk menjaga kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia. Hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab stakeholder maupun semua pihak yang terlibat," ungkap Lily.
Penjaminan pelayanan peserta Program JKN dilakukan secara berjenjang. Yakni mulai dari fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP), para peserta Program JKN akan mendapatkan standar pelayanan yang sama dan tidak dibedakan berdasarkan besaran iuran atau kelas kepesertaan yang dipilih. Hal tersebut tentunya sesuai dengan indikasi medis masing-masing pasien peserta Program JKN.
Lebih lanjut, Lily juga mengapresiasi ADINKES atas terselenggaranya acara Seminar dan Lokakarya Nasional Dari Misi Menjadi Aksi "Penguatan Layanan Kesehatan". Pihaknya berharap adanya sinergi dari berbagai stakeholder untuk bersama meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh penduduk Indonesia.
"Pemberian pelayanan kesehatan dasar diharapkan dapat diselesaikan di FKTP. Yang kami lihat pelayanan di FKTP saat ini masih belum optimal. Padahal di sini dapat mengurangi antrean di FKRTL. Untuk pelayanan kesehatan yang didapatkan tidak akan ada diskriminasi, manfaat medis semuanya setara tidak ada pembedaan pelayanan yang diberikan antara kelas 1,2 dan 3," jelas Lily.
Menurut dia, hipertensi saat ini menjadi faktor risiko tertinggi penyebab kematian di dunia. Data menunjukkan sebanyak 10,85 juta kematian di dunia faktor risiko penyebabnya adalah hipertensi.
Di Indonesia, prevalensi hipertensi sebesar 34,1 persen. Masyarakat yang menderita penyakit hipertensi dan sudah terdaftar menjadi peserta Program JKN dapat mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)...