Kondisi China Kian Memburuk, Jokowi Beri Imbauan untuk Para Eksportir
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
01 - Dec - 2022, 08:38
JATIMTIMES - Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada Rabu (30/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan imbauan terhadap para eksportir.
Ia mengatakan, kondisi China yang kian memburuk bisa berdampak pada Indonesia.
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Andalkan Duta GenRe Demi Tekan Pernikahan Dini
"Hati-hati (ekspor) tahun depan bisa turun, karena problem di Tiongkok yang belum selesai," ujar Jokowi.
Ekspor Indonesia memang sedang mengalami lonjakan yang besar. Neraca perdagangan mencatat surplus 30 bulan beruntun akibat tingginya harga komoditas.
Dari banyaknya angka kenaikan itu, China merupakan konsumen terbesar Indonesia. Namun, kini China sedang mengalami masa-masa sulit.
Melalui survei terbaru dari Reuters yang melibatkan 40 ekonom, menunjukkan perekonomian China diperkirakan tumbuh 3,2% di 2022, jauh di bawah target pemerintah 5,5%.
Jika 2020 tidak dihitung karena pandemi Covid-19, maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tersebut menjadi yang terendah sejak 1976.
Pemicu utama perlambatan ekonomi China adalah Presiden Xi Jinping yang masih menerapkan kebijakan zero Covid-19.
Dengan kebijakan tersebut, ketika kasus Covid-19 mulai meningkat, maka karantina wilayah (lockdown) akan diterapkan.
Bahkan, Kepala Ekonomi China di Nomura, Ting Lu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China lebih dalam lagi.
"Dalam bentuk PDB, hampir 20% ekonomi China terimbas negatif dari kebijakan zero Covid saat ini, nyaris menyamai pertengahan April lalu sebesar 21,2% saat Shanghai di-lockdown," ujarnya, sebagaimana dilansir FX Street, Kamis (24/11/2022).
Nomura memangkas proyeksi PDB China 2022 menjadi 2,8% saja. Untuk tahun depan, PDB diperkirakan tumbuh 4%, dipangkas dari proyeksi sebelumnya 4,3%.
Baca Juga : Semakin Agresif, New CBR150R Punya Tampilan Baru
"Memang ada kenaikan PDB di tahun depan, tetapi tetap saja rendah, apalagi jika melihat low base di tahun ini. Kemudian jika melihat sejak 1989 rata-rata PDB China sebesar 9,05%, melansir Trading Economics," sambungnya...