Hari Santri Nasional 2022, Wali Kota Sutiaji Beri Motivasi Para Santri Ponpes Nailul Falaah
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
08 - Nov - 2022, 03:46
JATIMTIMES - Dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2022, Wali Kota Malang Sutiaji melanjutkan kegiatan safari pondok pesantren (ponpes).
Kali ini, Sutiaji melakukan silaturahmi ke Ponpes Nailul Falaah Lowokpadas yang berada di Jalan Laksda Adi Sucipto, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Baca Juga : Kasus COVID-19 Kembali Naik, Pemerintah Terapkan PPKM Level 1 di Seluruh Indonesia
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang ini hadir didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Erik Setyo Santoso, serta beberapa jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Kehadiran Sutiaji disambut langsung oleh Pendiri sekaligus Pengasuh Ponpes Nailul Falaah KH Misbahul Munir, Pembina Ponpes Nailul Falaah Ustaz Syamsuddin Abdul Fattah, serta jajaran para ustaz dan ustazah tenaga pengajar di Ponpes Nailul Falaah.
Sebelum bertemu para santri yang berada di aula, Wali Kota Malang Sutiaji menyempatkan berbincang secara intens dengan KH Misbahul Munir. Kurang lebih selama 15 menit, keduanya tampak gayeng berbincang. Tentunya yang berkaitan dengan ponpes, kiai serta santri.
Kemudian, Sutiaji bersama KH Misbahul Munir atau yang akrab disapa Abuya Misbahul Munir beranjak menuju Aula Ponpes Nailul Falaah untuk memberikan arahan kepada para santri yang telah menunggu usai kegiatan mengaji.
Dalam pengarahannya, Abuya Misbahul Munir menjelaskan hakikat seorang santri. Di mana terdapat makna terdalam pada tiga huruf di belakang kata santri.
"Tri itu artinya tiga, kemudian i itu diibaratkan bahwa santri itu i yang pertama Islam. Kemudian setelah Islam, santri itu harus iman dan setelah itu harus ihsan. Tiga ini adalah prinsip yang harus diterapkan oleh seorang santri," jelas Abuya Misbahul Munir, Senin (7/11/2022) malam.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bahwa memang santri itu harus menerapkan tiga hal yang telah disebutkan oleh Abuya Misbahul Munir. Yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Hal itu juga berlaku bagi seluruh umat Muslim tidak terkhusus bagi santri saja.
"Tidak boleh Islam saja, tidak boleh Iman saja, tetapi juga Ihsan, Ihsan itu akhlak. Jadi saat ini penting saya kira, di dekadensi moral saat ini kan sudah lagi teruji bangsa kita, seperti tidak menghormati orang dan di Ihsan itu sandarannya hanya kepada Allah," terang Sutiaji yang di masa kecilnya sempat mengaji di Ponpes Langitan Tuban...