Viral, Pemilik Waroeng SS Potong BSU Karyawannya Rp 300 ribu
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
31 - Oct - 2022, 05:21
JATIMTIMES - Beredar surat dari pihak manajemen Waroeng SS yang ditujukan untuk semua personel WSS Indonesia. Dalam surat pemberitahuan itu berbunyi bahwa karyawan penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) di WSS Indonesia dipotong Rp 300 ribu.
Beredarnya surat itu mencuri atensi dari warganet. Meski akun-akun pengunggah sudah di-suspended, namun jejak digitalnya masih terus diunggah ulang oleh warganet. Netizen menilai manajemen kejam karena memotong hak karyawan yang diberikan oleh pemerintah.
Baca Juga : Pemilik Bar Rasakan Dampak Tragedi Itaewon, Terbaru 153 Korban Dikabarkan Meninggal
Dilansir unggahan surat dari manajemen WSS yang diunggah oleh @prahoro_ tertulis bahwa pemotongan uang BSU itu dilakukan atas dasar beberapa hal.
"Pertama, demi keadilan dan pemerataan fasilitas kesejahteraan. Kedua, iuran BPJS personel WSS Indonesia dibiayai oleh perusahaan (bukan dengan pemotongan gaji). Ketiga, kondisi bisnis WSS Indonesia dimana selama masa pandemi masih berjuang untuk normal dan sehat," kutipan tulisan dalam surat itu.
Atas dasar alasan itulah, pihak manajemen menyebutkan bakal memutuskan dua hal.
"Pertama, personel yang telah menerima BSU sebesar Rp 600 ribu akan menerima gaji dengan pengurangan Rp 300 ribu perbulan untuk penerimaan gaji periode November dan Desember. Kedua, apabila ada personel yang keberatan atau melawan keputusan saya ini maka silakan menandatangani surat pengunduran diri (terlampir)," dikutip surat yang beredar di media sosial.
Di akhir penutup surat tersebut, ditulis tanggal pembuatan surat Yogyakarta, 21 Oktober 2022, Direktur WSS Indonesia Yoyok Hery Wahyono.
Sontak ratusan warganet berkomentar dalam akun tersebut. Namun tak lama kemudian akun itu hilang.
"Gimana ceritanya pemerintah kasih bantuan ke pegawainya langsung. Eh perusahaan malah motong gaji karena pegawainya dapat bantuan itu. Lucu," @nyoong**.
Baca Juga : Graha Bangunan Hadirkan Asia Tile Ruby Grey, Keramik Langganan Arsitek
"Ko aneh ya logika berpikir perusahaan itu...